REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek Food Estate Sukamandi di Kabupaten Subang, Jawa Barat terus berlanjut dan masuk pada tahap pertanaman, pertumbuhan, serta perawatan. Proyek tersebut digarap oleh sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster pangan.
Adapun proyek tersebut berdiri di atas lahan seluas 1.000 hektare (ha) milik PT Sang Hyang Seri (Persero). Direktur Utama Sang Hyang Seri, Karawan Gunaso, mengatakan, perkembangan tanaman padi cukup bagus karena rumpun padi terus bertambah.
"Tinggal selanjutnya bagaimana menjaga dan merawat dari serangan hama penganggu yang menurut pengalaman sebelumnya dapat menyebabkan berkurangnya hasil produksi cukup signifikan," kata Karyawan dalam pernyataan resminya kepada Republika.co.id, Rabu (19/8).
Karyawan menjelaskan, hama penganggu di antaranya tikus dan wereng. Karena itu serangan hama perlu diantisipasi agar pilot project bisa sesuai yang diharapkan. Pihaknya menargetkan akan terdapat peningkatan produktivitas rata-rata 30 persen dari 6 ton per hektare menjadi 8 ton hingga 8,5 ton per hektare.
Ia menambahkan, sasaran dari proyek tersebut yakni menciptakan model budidaya tanaman padi melalui pola corporate farming yang efektif, dapat meningkatkan produktivitas, serta dengan memanfaatkan teknologi IT.
Selanjutnya model itu akan menjadi model bagi BUMN kluster pangan untuk melakukan proses budidaya tanaman padi yang bekerjasama kemitraan dengan petani pemilik lahan melaui program yang akan dikembangkan yaitu Inti Plasma Tanaman padi.
Lebih lanjut, pada tahap pemasaran, hasil panen akan dipasarkan lewat Warung Pangan, program BUMN klaster pangan untuk sisi hilir. Warung Pangan itu, kata dia, akan bekerja sama membangun jaringan pemasaran dengan UMKM maupun warung milik masyarakat.
"Produksi gabah yang akan dihasilkan nantinya akan diolah di penggilingan, baik milik BUMN Kluster pangan maupun nantinya bermitra dengan penggilingan setempat dalam rangka memberdayakan UMKM, koperasi tani hingga penggilingan rakyat," ujarnya.