REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Survei bank sentral Argentina terhadap para ekonom pada Jumat (7/8) menunjukkan ekonomi Argentina kemungkinan akan berkontraksi 12,5 persen pada 2020. Prospek tersebut sedikit lebih negatif daripada sebulan sebelumnya karena dampak pandemi Virus Corona menghantam negara Amerika Selatan itu.
Prospek ekonomi dalam laporan bulanan yang mengumpulkan pendapat 44 ekonom itu lebih rendah dari estimasi penurunan 12 persen sebelumnya.
Para ekonom memperkirakan defisit fiskal yang lebih besar sekitar dua triliun peso Argentina (27,49 miliar dolar AS) karena pemerintah meningkatkan pengeluaran untuk menghidupkan kembali ekonomi setelah dua tahun resesi dan pulih dari Covid-19.
Mereka yang disurvei memperkirakan kontraksi yang lebih dalam pada kuartal kedua, tetapi memiliki pandangan yang lebih positif untuk kuartal ketiga, "menunjukkan bahwa periode dampak terbesar pandemi telah diatasi," kata laporan itu.
Argentina telah mendaftarkan 235.677 infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi, dengan kasus harian semakin cepat dalam beberapa pekan terakhir karena negara tersebut telah berupaya melonggarkan beberapa pembatasan penguncian yang berlaku di dan sekitar Buenos Aires, ibu kota.
Negara, yang gagal bayar pada Mei itu, mencapai kesepakatan dengan kreditor minggu ini untuk merestrukturisasi 65 miliar dolar AS utang luar negerinya.
Survei bank sentral juga memperkirakan inflasi untuk tahun ini sebesar 39,5 persen, sedikit turun dari perkiraan bulan sebelumnya. Mata uang peso diproyeksikan naik menjadi 86,4 peso per dolar AS pada Desember 2020 dan 123,2 peso per dolar AS pada Desember 2021.