REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) terus mendorong produksi bahan bakar ramah lingkungan dengan bauran minyak kelapa sawit. Pertamina menargetkan produksi bahan bakar dengan bauran 100 persen minyak kelapa sawit (B100) akan dimulai tahun depan.
CEO PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang mengatakan, optimisme ini bukannya tanpa alasan. Mengingat fasiltas pengolahan minyak sawit di Kilang Cilacap akan segera beroperasi.
Bahkan, perseroan menyebut jika kilang ramah lingkungan di Cilacap ini menjadi prioritas. Nantinya kilang ramah lingkungan di Cilacap ini akan memiliki kapasitas 3.000 barel per hari (bph).
"Cilacap, sebagai prioritas. Kami akan bangun dulu yang biorefinery, akan diselesaikan tahun depan kapasitas 3.000 bph," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (1/7).
Menurut Ignatius, kapasitas ini akan terus bertambah pada tahun berikutnya menjadi dua kali lipat. Sehingga, diharapkan pasokan ini bisa membuat program B100 ini berjalan dengan lancar.
Iganatius menambahkan, pihaknya akan melanjutkan kembali pembangunan kilang hijau di Plaju. Adapun kilang Plaju akan memiliki kapasitas pengolahan CPO murni sebesar 20 ribu bph dan ditargetkan rampung pada 2023.
"100 persen CPO tahun depannya akan tambah lagi jadi 6 ribu bph," jelasnya.