REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan pasar saham global yang terjadi akhir-akhir ini disebut sebagian besar dipicu oleh harapan pemulihan perekonomian karena dilonggarkannya aturan lockdown. Beberapa data yang dirilis oleh Amerika Serikat (AS) mengindikasi bahwa dampak terburuk dari Covid-19 sudah terlewati.
"Beberapa saham siklikal yang sebelumnya terpukul selama krisis Covid-19 kembali menguat karena akan mendapatkan keuntungan dari dimulainya kembali aktivitas ekonomi," kata Portfolio Manager - Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Andrian Tanuwijaya, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/6).
Andrian berharap pemulihan aktivitas ekonomi yang disertai dengan perubahan struktur biaya perusahaan yang menjadi lebih efisien selama masa pandemi dapat memperbaiki earnings perusahaan ke depannya.
Meski penguatan pasar saham lebih didorong oleh faktor fundamental, Andrian mengatakan tetap ada beberapa faktor risiko yang harus dicermati saat ini, antara lain potensi pandemi gelombang kedua jika periode new normal ini tidak disertai dengan menajemen pengendalian penyebaran pandemi yang baik.
Selain itu, risiko lainnya yang perlu diperhatikan yaitu meningkatnya retorika antara Amerika Serikat dan China khususnya menjelang pemilu di Amerika Serikat bulan November nanti.