Selasa 12 May 2020 02:40 WIB

BEI: Penurunan Harga Saham Dongkrak Pembelian

Hampir semua sektor mengalami penurunan harga saham, kecuali sektor farmasi.

Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan penurunan harga saham di bursa mampu mendongkrak pembelian yang dilakukan oleh investor. "Banyak saham yang turun harga sekitar 30-40 persen. Awalnya karena adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang mengakibatkan sebagian investor galau," kata Kepala Kantor BEI Jawa Tengah 2 M Wira Adibrata di Solo, Senin (11/5).

Ia mengatakan efek dari perang dagang tersebut diperparah dengan masuknya Covid-19 di sejumlah negara termasuk Indonesia. Menurut dia, kondisi tersebut memberikan dampak luar biasa bagi kondisi pasar saham.

Baca Juga

"Hampir semua sektor mengalami penurunan harga, kecuali sektor farmasi yang harga sahamnya masih bagus. Bahkan saham-saham blue chip (unggulan) tidak terhindarkan dari penurunan harga ini," katanya.

Ia mengatakan penurunan harga sendiri terjadi di bulan Maret. Meski demikian, dikatakannya, untuk kondisi saat ini harga mulai mengalami kenaikan meskipun hanya setengah dari total penurunan.

"Ini karena investor mulai bergerak, mereka mulai melakukan pembelian. Bahkan perusahaan sendiri juga melakukan buy back (beli kembali)," katanya.

Untuk kondisi di Jawa Tengah 2, BEI mencatat terjadi kenaikan angka transaksi pada bulan Maret 2020 jika dibandingkan dengan bulan Februari 2020. Berdasarkan data, untuk bulan Februari ada sebanyak 28.394 investor yang melakukan transaksi, sedangkan untuk jumlah transaksinya sebesar Rp826.257.621.735.

Selanjutnya, transaksi mengalami peningkatan di bulan Maret, yaitu sebesar Rp1.081.999.906.286 dengan jumlah investor 28.814 investor. "Untuk data bulan April belum keluar, tetapi kalau melihat antusias investor, transaksi tetap akan stabil bahkan cenderung naik. Apalagi saat ini harga saham unggulan sudah terlalu murah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement