Ahad 23 Feb 2020 10:03 WIB

Adira Sebut Tahun Lalu Industri Otomotif Lesu, Ini Sebabnya

Pembiayaan baru Adira Finance pada 2019 turun satu persen dibandingkan 2018.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Sepanjang 2019 Adira Finance membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 37,9 triliun atau menurun satu persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 38,2 triliun.
Foto: dok Republika
Sepanjang 2019 Adira Finance membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 37,9 triliun atau menurun satu persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 38,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan kinerja positif pada sepanjang 2019. Meski demikian, diakui industri otomotif mengalami kelesuan penjualan sepanjang 2019. 

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan penjualan sepeda motor domestic wholesales naik sedikit sebesar 1,6 persen (yoy) menjadi 6,48 juta unit dibandingkan dengan perolehan pada 2018. Namun, penjualan domestik mobil turun 11 persen (yoy) menjadi 1,03 juta unit dibanding dengan pada 2018.

Baca Juga

“Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pelemahan penjualan tersebut, antara lain pemilihan umum pada bulan April 2019, kemudian perang dagang anatara China dan AS, melemahnya harga komoditas dan akhirnya melemahnya kepercayaan konsumen pada akhir 2019,” katanya dalam keterangan pers, Ahad (23/2).

Sepanjang 2019 Adira Finance membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 37,9 triliun atau menurun satu persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 38,2 triliun. Segmen sepeda motor meningkat enam persen menjadi Rp 20,2 triliun, sedangkan segmen mobil turun tujuh persen menjadi Rp 15,7 triliun.

Pembiayaan sepeda motor baru Adira Finance pada 2019 meningkat tujuh persen menjadi Rp 15 triliun. Pembiayaan motor bekas naik empat persen menjadi Rp 5,2 triliun. Hingga akhir 2019, Honda dan Yamaha berkontribusi 92 persen atas pembiayaan sepeda motor baru dan sebesar 88 persen atas pembiayaan sepeda motor bekas.

Pembiayaan mobil menurun sebesar tujuh persen (yoy) menjadi Rp 15,7 triliun, di tengah industri yang telah mengalami penurunan dua digit. Segmen komersial turun 20 persen menjadi Rp 5,7 triliun dan segmen penumpang naik tiga persen menjadi Rp 10 triliun. Pada 2019, komposisi masing-masing segmen komersial dan segmen penumpang sebesar 36 persen dan 64 persen.

Dari sisi kredit macet, NPL Adira Finance tercatat 1,6 persen pada 2019 atau membaik bila dibandingkan pada 2018 yang sebesar 1,7 persen. Ke depan, perusahaan optimistis masih dapat menekan kredit macetnya di bawah dua persen pada tahun ini.

“Perusahaan akan berhati-hati dalam penyaluran pembiayannya.Kita ingin secara umum NPL di bawah 2 persen kita bisa manage 1,6 persen dan di bawah 2 persen saja acceptable,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement