Senin 17 Feb 2020 18:14 WIB

Tahun Ini Penuh Ketidakpastian, Pemerintah Jaga Pertumbuhan

Pemangkasan pertumbuhan ekonomi Singapura tersebut merupakan barometer bagi Indonesia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2020 di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2020 di Jakarta, Senin (17/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah virus corona yang menyerang beberapa daerah di China sejak awal tahun ini belum dapat diatasi. Hal itu pun berdampak ke perekonomian dunia, termasuk Asia Tenggara.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, Singapura akan mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020-2021 mereka yang telah direvisi. "Mereka telah merevisi ke bawah pertumbuhan ekonominya di kisaran 0,2 persen sampai 0,5 persen atau titik temunya pada nol persen," ujar Sri dalam Indonesia Economic and Investment Outlook 2020 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin, (17/2).

Menurutnya, pemangkasan pertumbuhan ekonomi Singapura tersebut merupakan barometer bagi Indonesia. Sebab, wabah corona membuat kondisi dunia khususnya Asia sulit diprediksi.

"2020 penuh ketidakpastian. Ini harus diperhatikan," tegasnya.

Meski begitu, Sri berharap pertumbuhan ekonomi nasional tetap dapat terjaga. Menurutnya, tahun ini banyak indikasi yang lebih baik dibandingkan 2019.

Sri menegaskan, pemerintah akan terus berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Di antaranya dengan melanjutkan kebijakan yang diimplementasikan pada 2019.

Pada kesempatan itu, Sri juga menyatakan, capaian investasi pada 2019, meleset dari target pemerintah. Pasalnya, pada kuartal IV 2019, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan indikator pertumbuhan investasi hanya tumbuh 4,06 persen.

"Angka itu lebih rendah dari ekspektasi kami. Investasi diharapkan tumbuh di atas 6 persen," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement