Senin 10 Feb 2020 15:39 WIB

Arab Bantu Tingkatkan Produktivitas Petani dan Nelayan Lokal

Kerja sama Indonesia-Arab Saudi menciptakan marketplace bagi petani dan nelayan lokal

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Nelayan merapikan jaring di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Serang, Banten, Jumat (31/1/2020).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Nelayan merapikan jaring di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Serang, Banten, Jumat (31/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi terkait peningkatan produktivitas komoditas pertanian dan nelayan melalui sistem digitalisasi. Adapun tujuan kerja sama ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di Indonesia.

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan cara kerja sistem digitilisasi mampu menciptakan marketplace bagi petani dan nelayan di Indonesia. “Cara kerja sistem digitalisasi mampu menjangkau jumlah petani dan nelayan, jadi kerja sama ini juga sesuai arahan bapak presiden agar petani dan nelayan keangkat ekonominya,” ujarnya usai acara MoU Proyek Prioritas Strategis RPJMN 2020-2024 di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (10/2).

Menurutnya saat ini Bappenas sedang menyusun proyek Prioritas Strategis Penguatan Jaminan Usaha serta 350 korporasi petani dan nelayan dalam RPJMN 2020-2024. Salah satu proyek yang dijalankan di dalam major project tersebut mencakup pendirian badan usaha, dukungan pembiayaan, produksi dan penanganan pasca panen serta pemasaran komoditas pangan atau pertanian. 

“Khusus RPJMN ini tidak ada industri halal, khusus bagi petani dan nelayan saja karena sementara yang tercatat baru itu,” ucapnya.

Ke depan, Bappenas akan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk membantu merealisasikan proyek Prioritas Strategis Penguatan Jaminan Usaha. Selama ini, kata Suharso, pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan beberapa lembaga multilateral, bank dunia, ADB dan lain sebagainya.

“Banyak negara juga yang telah kami ajak kerja sama seperti Australia, Denmark, Jepang, China dan beberapa negara lainnya karena beda-beda bentuknya,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement