Jumat 24 Jan 2020 13:47 WIB

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Melambat Terimbas Fintech

Penyaluran kredit Bank Mandiri yang paling terdampak yaitu dari sektor konsumer.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Bank Mandiri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Bank Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mengalami perlambatan sepanjang tahun ini. Penyaluran kredit hanya tumbuh 10,65 persen atau sebesar Rp 907,5 trilun per akhir Desember 2019. Sedangkan periode yang sama tahun lalu, Bank Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan hingga 12,4 persen. 

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengakui perlambatan ini cukup dipengaruhi oleh maraknya kemunculan financial technology (fintech). Penyaluran kredit yang paling terdampak yaitu dari sektor konsumer.

Baca Juga

"Kalau dilihat secara total konsumer hanya tumbuh 7,9 persen. Persaingan dari fintech memangsa pangsa pasar kredit juga," kata Hery di Jakarta, Jumat (24/1). Selain itu, sektor konstruksi yang biasanya mengandalkan pendanaan dari perbankan kini mulai beralih ke pinjaman asing.

Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan, untuk menghadapi persaingan dengan usaha pembiayaan berbasis digital ini diperlukan inovasi layanan yang berkelanjutan. Pihaknya juga berusaha menjaga komposisi portofolio segmen wholesale dan retail (bank only).

"Segmen wholesale saat ini di kisaran 65 persen dan retail 35 persen sehingga dapat memberikan return yang optimal," kata Royke.

Royke menjelaskan, portofolio perseroan (bank only) di segmen wholesale sampai dengan akhir tahun mencapai Rp 516,4 triliun atau tumbuh 9,3 persen yoy. Sedangkan segmen retail sebesar Rp 275,9 triliun, tumbuh 11,9 persen secara tahunan. 

Kredit korporasi menjadi penopang utama segmen wholesale dengan capaian Rp 329,8 triliun. Sedangkan kredit mikro dan kredit konsumer menjadi andalan segmen retail dengan capaian masing-masing Rp 123 triliun dan Rp 94,3 triliun.

Royke mengaku kredit korporasi tumbuh di kisaran 7,7 persen yoy dibanding tahun sebelumnya, sedangkan penyaluran kredit mikro naik 20,1 persen secara yoy. Sementara bisnis kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor (auto loan) menjadi penyumbang terbesar dengan laju ekspansi masing-masing 20,1 persen yoy menjadi Rp 13,8 triliun dan 9,6 persen yoy menjadi Rp 34,6 triliun.

Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja, dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4 persen dari total portofolio. Pada akhir tahun lalu, penyaluran kredit investasi tercatat mencapai Rp 282,6 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 330,3 triliun.  

Pada tahun ini, Bank Mandiri menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur mencapai Rp208,9 triliun dengan tingkat pertumbuhan mencapai 14,6 persen (yoy). Kredit tersebut disalurkan kepada berbagai sektor seperti tenaga listrik, transportasi, migas, energi terbarukan, dan lain-lain. 

Adapun penyalurkan kredit UMKM  sebesar Rp92,23 triliun pada akhir tahun lalu. Angka tersebut tumbuh 9,85 persen secara yoy dan sudah disalurkan kepada 928.798 pelaku UMKM. 

"Salah satu strategi kami dalam membangun sektor UMKM ini adalah dengan memanfaatkan value chain nasabah-nasabah wholesale, baik menjadi nasabah UMKM Bank Mandiri sendiri maupun menjadi target pasar hasil produksi nasabah UMKM Bank Mandiri," kata Royke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement