REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Amar Indonesia resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/1). Emiten berkode saham AMAR ini melepaskan sahamnya sejumlah 1,2 miliar lembar dengan harga penawaran sebesar Rp 174.
Dari aksi korporasi ini, dana segar yang dihasilkan mencapai Rp 209,85 miliar. Dana ini akan digunakan sepenuhnya oleh Tolaram Group yang merupakan pemegang sah pengendali (PSP) dari Amar Bank.
Usai menjadi perusahaan terbuka, Amar Bank akan fokus pada pengembangan produk digital. "Iya, kami akan lebih kembangkan sisi digital, kami sudah luncurkan beberapa produk digital," kata Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian, Kamis (9/1).
Pada kuartal I tahun ini, Amar Bank berencana meluncurkan tiga produk digital terbaru. Sebelumnya, Amar Bank telah mengembangkan platform finansial teknologi Tunaiku dan cukup dikenal di kalangan masyarakat.
Menurut Vishal, sejak diluncurkan pada 2014 lalu, Tunaiki mengalami perkembangan yang signifikan. Selama 2019, Tunaiku menyalurkan kredit sebesar Rp 2 triliun. Capaian ini naik 100 persen dari 2018 yang hanya mencapai Rp1 triliun.
Dari sisi pendapatan, Tunaiku memberikan kontribusi yang cukup bagi Amar Bank. Vishal mengatakan, lebih dari 50 persen pendapatan Amar Bank disumbang dari Tunaiku.
Pada tahun lalu, Amar Bank sendiri resmi menyandang predikat sebagai Bank Buku 2 dengan total ekuitas Rp1 triliun. Amar Bank resmi menjadi Bank Buku 2 setelah mendapat setoran modal Rp 500 miliar dari Tolaram.
Per November 2019, aset Amar Bank telah mencapai Rp 3,4 triliun. Angka tersebut meningkat signifikan dari tahun 2018 yang saat itu baru di angka Rp 1,86 triliun.
Dari sisi pembiayaan, Amar Bank tercatat telah menyalurkan kredit hingga Rp 1,9 triliun per November 2019. Adapun total profit sebelum pajak mencapai Rp 98 miliar dengan pendapatan bunga sebesar Rp 570 miliar.