Kamis 21 Aug 2025 15:34 WIB

Pertamina Perluas Produksi Avtur Ramah Lingkungan dari Minyak Jelantah

PertaminaSAF siap diproduksi di Kilang Dumai dan Balongan setelah sukses di Cilacap.

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur hasil olahan minyak jelantah (used cooking oil/UCO).
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur hasil olahan minyak jelantah (used cooking oil/UCO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur hasil olahan minyak jelantah (used cooking oil/UCO). Saat ini, PertaminaSAF diproduksi di Kilang Cilacap, salah satu unit operasi KPI.

“Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” ujar Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Baca Juga

Avtur yang mengandung campuran minyak jelantah itu telah melewati serangkaian uji kualitas ketat di laboratorium KPI Unit Cilacap serta laboratorium eksternal independen Lemigas.

Pertamina juga telah melaksanakan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air dengan menggunakan PertaminaSAF pada rute Jakarta–Denpasar, Rabu (20/8/2025).

Menurut Taufik, penerbangan tersebut bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda nyata transisi energi di Indonesia.

“Penerbangan spesial ini sekaligus menjadi bukti bahwa KPI bisa menjadi pelopor energi hijau di Indonesia. Produk ini membuktikan kita memiliki kapabilitas memproduksi bahan bakar pesawat masa depan,” ujar Taufik.

Produksi PertaminaSAF dilakukan dengan teknologi co-processing menggunakan Katalis Merah Putih buatan anak bangsa.

Taufik menegaskan, PertaminaSAF merupakan langkah konkret percepatan pengurangan emisi karbon, karena kadar karbonnya lebih rendah 81 persen dibanding avtur berbahan fosil.

“PertaminaSAF adalah bioavtur sustainable pertama di Indonesia yang memiliki sertifikat internasional sustainability ISCC CORSIA, berbahan baku campuran UCO atau minyak jelantah,” kata Taufik.

Keunggulan lain, titik beku (freezing point) PertaminaSAF melampaui standar internasional.

Menurut Taufik, standar internasional menetapkan titik beku avtur pada ketinggian jelajah pesawat komersial berada di minus 47 derajat Celsius. Namun, PertaminaSAF dapat mencapai titik beku lebih rendah dari spesifikasi tersebut.

“PertaminaSAF tidak akan membeku di kondisi ekstrem, sehingga aman digunakan selama penerbangan. Aspek keselamatan yang sesuai bahkan melampaui standar internasional menjadikan produk ini bernilai tambah semakin tinggi,” ujarnya.

PertaminaSAF juga didukung ekosistem PT Pertamina (Persero) yang melibatkan tiga entitas: Kilang Pertamina Internasional sebagai pengembang teknologi dan produsen, Pertamina Patra Niaga yang menyiapkan stok UCO sekaligus memasarkan produk, serta Pelita Air Services sebagai pengguna PertaminaSAF untuk penerbangan.

“KPI dengan produk PertaminaSAF siap menjadi bagian dari dunia penerbangan masa depan. Inovasi ini akan menjadi keunggulan KPI dan kami optimistis PertaminaSAF segera digunakan secara luas,” kata Taufik.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement