Kamis 21 Aug 2025 15:30 WIB

Kinerja Transaksi Berjalan Indonesia Capai 3 Miliar Dolar AS pada Kuartal II 2025

BI sebut cadangan devisa tetap tinggi meski NPI defisit.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Bank Indonesia (BI) menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2025 tetap terjaga meski mencatat defisit. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank Indonesia (BI) menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2025 tetap terjaga meski mencatat defisit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2025 tetap terjaga meski mencatat defisit. Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 3 miliar dolar AS pada periode tersebut.

Secara keseluruhan, NPI Indonesia pada kuartal II 2025 mencatat defisit 6,7 miliar dolar AS, di tengah perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas. Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 tetap tinggi, yakni 152,6 miliar dolar AS atau setara pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut berada jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Baca Juga

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan, menjelaskan defisit transaksi berjalan relatif rendah meski dipengaruhi pelemahan ekonomi global. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang masih terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

“Transaksi berjalan mencatat defisit yang rendah. Pada kuartal II 2025, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 3,0 miliar dolar AS (0,8 persen dari PDB), lebih tinggi dibandingkan defisit 0,2 miliar dolar AS (0,1 persen dari PDB) pada kuartal I 2025,” ujar Junanto, Kamis (21/8/2025).

Neraca perdagangan nonmigas tetap mencatat surplus, meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring harga minyak global yang lebih rendah. Defisit neraca pendapatan primer meningkat karena kenaikan pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola musiman. Sebaliknya, surplus neraca pendapatan sekunder bertambah didorong oleh kenaikan hibah dan remitansi pekerja migran Indonesia (PMI).

Di sisi lain, transaksi modal dan finansial masih terkendali. Investasi langsung membukukan peningkatan surplus dibandingkan kuartal I 2025, mencerminkan terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik.

Investasi portofolio mencatat defisit akibat aliran keluar modal asing pada surat utang domestik. Namun, investasi lainnya membukukan surplus karena penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta.

“Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2025 mencatat defisit sebesar 5,2 miliar dolar AS,” kata Junanto.

Ia menambahkan, ke depan BI akan terus mencermati dinamika global yang dapat memengaruhi prospek NPI, serta memperkuat bauran kebijakan dengan dukungan sinergi bersama Pemerintah dan otoritas terkait guna menjaga ketahanan sektor eksternal.

“Kinerja NPI 2025 diperkirakan tetap sehat, ditopang surplus transaksi modal dan finansial serta defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran 0,5 persen hingga 1,3 persen dari PDB. Surplus transaksi modal dan finansial didukung aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik dan imbal hasil investasi yang menarik,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement