Selasa 07 Jan 2020 18:22 WIB

Kementan Minta Sumsel Terapkan Sistem Kluster Pertanian

Hal itu agar peningkatan produksi dan produktivitas setiap komoditas meningkat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo minta Sumsel terapkan sistem kluster pertanian.
Foto: Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo minta Sumsel terapkan sistem kluster pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk mensinergikan kebijakan pembangunan pertanian lokal dengan sistem kluster. Hal itu agar peningkatan produksi dan produktivitas setiap komoditas yang dibudidayakan mengalami peningkatan dan mampu berorientasi ekspor.

Namun, Syahrul mengatakan hal itu harus didukung dengan kelengkapan infrastruktur konektivitas dan transportasi yang memadai. "Pola pembangunan sistem kluster menuntut kualitas jalan dan pelabuhan yang baik dan memadai. Bahkan daya tampung pelabuhan harus berorientasi ekspor. Ini akan memperpendek rantai dan menstimulus  pereknomian daerah berputar," kata Syahrul dalam keterangannya, Selasa (7/1).

Baca Juga

Syahrul bercerita, ketika dirinya menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, dirinya membawa Provinsi Sulsel mendapatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,8 persen yang saat itu fokus pada pengembangan usaha kecil menengah dan pertanian. Karenanya, sektor pertanian dianggap bidang yang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak kesejahteraan daerah.

"Kuncinya tinggalkan pola kerja yang sporadis dan mulai berani mengambil inisiatif hal-hal baru yang sebelumnya kita anggap hanya negara lain yang bisa," ucapnya.

Sumsel, menurut Mentan Syahrul juga potensial untuk pengembangan agrowisata kopi. Sebaran sentra komoditas kopi di Sumsel sendiri terdapat di enam kabupaten, yaitu Empat Lawang, Lahat, OKU Selatan, Muara Enim, OKU, dan Pagar Alam yang merupakan perkebunan rakyat.

Menurut data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, luas kawasan budidaya pangan dan hortikultura Sumsel sebesar 2,1 juta hektar dan kawasan perkebunan 3,8 juta hektare.

Khusus untuk komoditas pangan, produksi padi di Sumsel pada tahun 2019 sebesar 4,6 juta ton dan jagung 952 ribu ton. Sedangkan untuk komoditas perkebunan, produksi tahun 2018 untuk kelapa sawit 3,8 juta ton, karet 1,08 juta ton, kopi 145 ribu ton.

Gubernur Sumsel, Herman Deru menjelaskan bahwa Sumsel kini tengah berbenah. Ia menargetkan, perbaikan jalan yang dibawah wewenang pemerintah provinsi selesai pada akhir tahun 2020.

“Kami memiliki cita-cita, produk pertanian kami bisa dikenal luas. Beras, kopi dan yang lain-lain. Oleh karena itu kami ingin mengirim langsung dari Sumsel melalui pelabuhan-pelabuhan yang kami miliki. Karena potensi alam dan luasan lahan di Sumsel sangat potensial untuk pengembangan komoditas tanaman pangan dan perkebunan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement