Selasa 10 Dec 2019 19:04 WIB

Kementan Tekankan Program Grasida di Tujuh Komoditas

tujuh komoditas dipilih karena ada potensi untuk dikembangkan, seperti lada dan pala.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolanda
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kasdi Subagyono saat menghadiri Peringatan Hari Perkebunan ke-62 Tahun 2019 di Polbangtan, Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (10/12).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kasdi Subagyono saat menghadiri Peringatan Hari Perkebunan ke-62 Tahun 2019 di Polbangtan, Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) RI saat ini tengah menekankan program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing (Grasida). Program ini akan diperuntukkan pada tujuh komoditas perkebunan.

"Seperti kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, dan vanili," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono saat menghadiri Peringatan Hari Perkebunan ke-62 Tahun 2019 di Polbangtan, Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (10/12).

Baca Juga

Indonesia pada dasarnya memiliki 137 subsektor di aspek perkebunan. Dari ratusan subsektor tersebut, Kementan lebih mengkhususkan ke tujuh komoditas. Tujuh komoditas dipilih karena memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

"Pertanyaan lain, apakah yang lain tidak ditangani? Tentu ditangani tapi belum menjadi prioritas utama dalam program kita," ungkap Kasdi.

Untuk menjalankan Grasida, Kasdi menilai, penerapannya tidak cukup dari APBD dan APBN. Anggaran dari kedua kantong tersebut hanya bersifat stimulan. Oleh sebab itu, kementeriannya menggunakan instrumen pembiayaan melalui KUR. 

Kementerian Pertanian telah mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 50 triliun pada 2020. Dari besaran tersebut, subsektor perkebunan mendapatkan alokasi sekitar Rp 20,37 triliun. 

"Saya juga sudah meminta seluruh kepala dinas untuk mengidentifikasi potensi kebutuhan KUR dan pembiayaan berapa. Ini akan segera kita sampaikan," jelasnya.

Selain itu, Kasdi menegaskan, saat ini bunga KUR sudah mencapai enam persen. Bahkan, besaran ini nantinya akan disubsidi kembali oleh Kementan RI. Kasdi menargetkan, kementeriannya dapat mengurangi besaran bunga sekitar satu sampai tiga persen.

"Jika bunga sudah rendah, modal tersebut jangan dijual lagi. Nanti diputar jadi 12 persen, jangan begitu karena ini untuk membangun perkebunan ke depan," kata Kasdi menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement