REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Untuk mempercerpat akselerasi pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah (ekonomi), tiga institusi Muhammadiyah yakni LAZISMU Pusat, Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dan Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) melakukan sinergi dalam program pemberdayaan ekonomi di seluruh jaringan Muhammadiyah.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) ketiga lembaga tersebut di acara International Muhammadiyah Business Forum (IMBF) di Denpasar, Bali, Selasa (26/11). MoU ditandatangani oleh Hilman Latief (ketua LAZISMU Pusat), Achmad Suud (ketua Induk BTM) dan Bambang Wijonarko (ketua JSM).
Ketiga lembaga itu bersepakat akan meningkatkan program-program pemberdayaan ekonomi. Sehingga, di tingkat akar rumput akan tumbuh banyak pelaku bisnis. Ketiga belah pihak akan bekerja sama sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Ketua Induk BTM, Achmad Suud dalam keterangannya mengungkapkan, yang menarik dalam MoU ini adalah MoU dilakukan setelah implementasi di lapangan telah dilaksanakan sebelumnya. Hal itu terbukti ketika terjadi relasi LAZISMU dan BTM dalam progam pemberdayaan ekonomi budidaya ayam organik di Klaten dan pembuatan kerajinan batik ecoprint alam di Banjarnegara,Jawa Tengah. “Peran dari BTM sebagai penyalur dana LAZISMU sekaligus memberikan asismen kepada penerima dana pemberdayaan tersebut,” kata Achmad Suud dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/11).
Begitu juga sebelumnya, telah dibangun layanan LAZISMU di setiap kantor BTM disemua jaringan. Bahkan dana zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) seluruhnya yang dimiliki oleh BTM disalurkan melalui LAZISMU sebagai lembaga amil zakat Muhammadiyah."Dengan elaborasi yang demikian otomatis telah terjadi sinergisitas dalam membumikan pilar ketiga Muhammadiyah," ujar Suud.
Ia menambahkan, bersama JSM, Induk BTM terus mendorong dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada anggota yang merupakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Melalui pelatihan tersebut, diharapkan mereka akan naik kelas dan membentuk cluster-cluster ekonomi di berbagai daerah.
Dengan demikian, kata dia, secara alami dari anggota BTM tersebut akan membentuk JSM. “Bahkan, bagi anggota JSM yang ingin mendapatkan layanan cash management bisa dilayani juga, apalagi fungsi BTM bukan sekedar akses perkuatan permodalan tapi juga melakukan pemberdayaan,” paparnya.
Ketua LAZISMU Pusat, Hilman Latief membenarkan hal tersebut. Bahkan dia ingin melalui kerjasama di internal Muhammadiyah itu akan terbentuk road map bisnis pemberdayaan yang konkret dari hulu hingga hilir di jaringan Muhammadiyah. Sehingga, secara otomatis pengembangan pilar ketiga akan terbentuk secara sendirinya. "Hal itu sudah kami jalankan dalam pilot project dan akan kami terus kembangkan," terangnya.
Melalui kerja sama tripartit itu, kata Hilman, ketiga belah pihak saling diuntungkan -- baik LAZISMU, BTM maupun JSM. Bahkan jika itu berhasil akan banyak pelaku usaha yang dibentuk akan cepat naik kelas. Apalagi melalui pembinaan JSM yang memiliki berbagai akses pasar dan networking baik nasional dan internasional. Untuk itulah, Ketua JSM Bambang Wijonarko berharap implementasi tripartit ini bisa dikembangkan ke berbagai daerah.