REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengungkapkan terdapat 10 perusahaan dalam antrean penawaran umum perdana saham (IPO) yang sedang menjalani proses penelaahan pernyataan pendaftaran. Estimasi nilai emisi dari IPO tersebut mencapai sekitar Rp5,3 triliun.
“Mengenai pipeline IPO terbaru, belum ada informasi yang pasti tentang IPO lighthouse akhir tahun ini dan sektor apa yang akan terlibat. Namun saat ini terdapat 10 calon emiten yang pernyataan pendaftarannya sedang dalam proses penelaahan di OJK,” kata Inarno dalam konferensi pers hasil RDKB Agustus 2025 di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Ia menjelaskan, jumlah tersebut berpotensi bertambah seiring rampungnya laporan keuangan periode Juni yang biasanya selesai paling lambat September. “Laporan keuangan cut off Juni biasanya akan digunakan emiten sebagai dokumen pernyataan pendaftaran yang berlaku enam bulan untuk memperoleh efektif dari OJK, yaitu sampai Desember,” ujarnya.
Untuk menjaga kualitas sekaligus kuantitas emiten baru, OJK telah menerbitkan POJK Nomor 13 Tahun 2025 yang mengatur kewajiban underwriter melakukan uji tuntas sebelum menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK. Selain itu, OJK tengah mengkaji sejumlah aturan penawaran umum guna menyederhanakan proses dan menyempurnakan ketentuan sesuai perkembangan pasar.
Secara keseluruhan, hingga 29 Agustus 2025, total penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp167,92 triliun, dengan Rp8,49 triliun di antaranya berasal dari 16 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 21 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp19,07 triliun, mencakup IPO, rights issue, efek bersifat utang atau sukuk (EBUS), serta penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS.
Adapun jumlah investor pasar modal hingga akhir Agustus 2025 mencapai 18,02 juta, meningkat 3,15 juta atau 21,18 persen secara year to date (ytd).