Senin 11 Nov 2019 15:19 WIB

Pemerintah Buka Peluang Investor Lain di Kilang Cilacap

Pemerintah masih menunggu kepastian kerja sama Pertamina dan Aramco di kilang Cilacap

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja beraktivitas di kawasan Kilang PT. Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah, Senin (15/7/2018).
Foto: Antara/Irfan Anshori
Pekerja beraktivitas di kawasan Kilang PT. Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah, Senin (15/7/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa pemerintah sudah mengantongi opsi lain untuk kemajuan proyek Kilang Cilacap. Meski tak merinci opsi apa yang akan dilakukan pemerintah, namun Luhut memastikan apabila Aramco dan Pertamina tak kunjung sepakat atas nilai valuasi aset, maka pemerintah akan langsung menjalankan opsi lain tersebut.

"Aramco kita masih evaluasi lagi. Sebab selama ini kan masih ada selisih 1,5 miliar dolar AS. Jadi nanti kita lihat," ujar Luhut di Kantornya, Senin (11/11).

Baca Juga

Luhut menjelaskan maksud dari selisih 1,5 miliar dolar AS ini adalah perbedaan selisih hitungan valuasi aset kilang Cilacap antara Pertamina dan Aramco. Meski begitu, kata Luhut, saat ini Pertamina dan pemerintah menunggu hasil valuasi terakhir yang ditunjuk dua negara untuk menghitung valuasi aset kilang cilacap.

"Ya belum keluar. tapi pikiran kita segitu. kalau masih tetap segitu kita lihat pilihan lain, tapi sudah ada pilihan lain," ujar Luhut.

Padahal sebelumnya, Pertamina dan Saudi Aramco mentargetkan pembahasan valuasi aset dan rencana pengembangan Kilang RDMP Cilacap bisa selesai tahun ini. Targetnya, kedua perusahaan bisa mengantongi kesepakatan dasar untuk membentuk anak usaha yang akan melakukan pengembangan Kilang Cilacap.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan saat ini kedua belah pihak, Aramco dan Pertamina intens melakukan pertemuan dan pembahasan. Keduanya sudah sepakat akan menyepakati nilai valuasi yang saat ini sedang dihitung oleh Internasional Financial Advisor (IFA).

"Aramco, kita lakukan nego yang intens. Kita sepakat kan untuk cari financial advisor kan. Satu bulan valuasinya akan keluar. Mudah mudahan itu adalah hasil kesepakatan," ujar Tallulembang di Kantor Pertamina, Rabu (6/11) lalu.

Tallulembang juga menjelaskan akhir bulan ini harapannya pihak IFA sudah bisa mengeluarkan hasil perhitungan nilai aset dari Kilang Cilacap saat ini. Apabila angka valuasi sudah keluar, maka Desember kedua belah pihak akan menyepakati hal tersebut dan menjadi dasar dua perusahaan tersebut untuk selanjutnya membuat anak usaha untuk membangun Kilang.

"Valuasi itu selesai bulan ini. Valuasi nya disepakati Desember. JVDA nya diupayakan desember juga," ujar Tallulembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement