REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Wall Street Journal pada Jumat (1/9/2023) mengabarkan Saudi Aramco saat ini tengah mempertimbangkan untuk menjual saham senilai 50 miliar dolar AS. Sebelumnya, Arab Saudi juga berencana menjual saham Aramco senilai hingga 50 miliar dolar AS pada tahun lalu.
Hanya saja rencana Saudi tersebut tidak dilanjutkan setelah melihat bahwa kondisi pasar tidak menguntungkan. Dalam sebuah laporan, Arab Saudi memutuskan untuk menjadi tuan rumah bagi setiap penawaran baru atas Aramco di bursa Riyadh untuk menghindari risiko hukum yang terkait dengan pencatatan internasional.
Terdapat kemungkinan, penjualan saham Saudi Aramco bisa terjadi sebelum akhir tahun ini. Aramco juga dikabarkan sudah menyasar investor potensial seperti perusahaan minyak multinasional lainnya dan sovereign wealth fund (SWF) atau lembaga dana investasi milik Arab Saudi untuk berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut, demikian dilansir Zawya.
Sebelumnya, Arab Saudi sudah mentransfer saham Aramco sebanyak 80 miliar dolar AS me SWF pada Februari 2022. Hal tersebut meningkatkan aset jelang rencana penerbitan surat utang untuk pertama kali.
Lembaga dana investasi negara tersebut menyebutkan, transfer dari pemerintah akan meningkatkan posisi keuangan yang kuat dan peringkat kredit tinggi dalam jangka panjang. "Itu bergantung pada nilai aset dan pengembalian aset yang dikelola,” tulis SWF.
Selain itu, Saudi Arabia juga berencana untuk mencatatkan lebih banyak saham Aramco dan menargetkan penjualan saham sebanyak 50 miliar dolar AS pada Februari 2022. Informasi didapatkan dari orang-orang yang akrab dengan strategi raksasa minyak itu.
Perusahaan milik Kerajaan tersebut dilaporkan telah mengadakan pembicaraan dengan penasihat luar tentang menjual lebih banyak saham di bursa saham Riyadh. Selain itu juga pencatatan sekunder, seperti di London, Singapura, dan bursa lainnya.