Jumat 08 Nov 2019 21:11 WIB

Batik Air Siap Layani Penerbangan Umrah

Pangsa pasar penerbangan umrah premium di Indonesia cukup besar

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Maman Sudiaman
Direktur Niaga Batik Air Achmad Hasan dan Presiden Direktur Dream Group Muhammad Umar Bakadam melakukan penandatanganan MoU General Sales Agent antara Batik Air dan Dream Tour di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (8/11).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Niaga Batik Air Achmad Hasan dan Presiden Direktur Dream Group Muhammad Umar Bakadam melakukan penandatanganan MoU General Sales Agent antara Batik Air dan Dream Tour di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai maskapai full service, Batik Air kini tak lagi hanya melayani penerbangan domestik saja. Setelah mendatangkan satu unit Airbus 330-300, Batik Air siap melayani layanan penerbangan umrah mulai bulan depan.

Direktur Niaga Batik Air Achmad Hasan mengatakan pada dasarnya Batik Air memang menargetkan segmen pasar yang berbeda untuk penerbangan umrah. Sebab, sebelumnya baru Lion Air yang memberikan layanan penerbangan haji dengan konsep penerbangan berbiaya hemat (LCC).

"Mungkin ada market yang selama ini nggak mau dengan Lion Air karena LCC, ya kita siapkan yang premium juga. Jadi segmen market yang berbeda," kata Hasan usai peluncuran penerbangan umrah Batik Air di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Jumat (8/11).

Dia menilai pangsa pasar penerbangan umrah premium di Indonesia cukup besar. Sementara maskapai asing seperti Etihad, Emirates, Oman, dan Singaputa Airline masih mengambil jamaah umrah dari Indonesia.Padahal, menurut Hasan, semua maskapai asing tersebut lebih banyak menawarkan penerbangan umrah yang harus transit terlebih dahulu. "Ya jadi market yang diambil oleh asing yang transit masih banyak. Ada juga sampai ke Bangladesh dari sana baru nyambung. Nah berarti itu potensi market lebih baik," jelas Hasan.

Dia cukup percaya diri, Batik Air akan mengambil kesempatan tersebut. Sebab, layanan penerbangan umrah yang dibuka Batik Air pada 10 Desember 2019 merupakan perjalanan langsung tanpa transit dengan waktu tempuh hanya 10 jam menuju Madinah atau Jeddah.

Hasan mengatakan maskapai asing kurang lebih mengangkut jamaah umrah di Indonesia sebanyak 30 persen. Dia mengakui, maskapai nasional masih jauh lebih dominan untuk melayani penerbangan umrah dari Indonesia.

Batik Air baru mengoperasikan satu unit pesawat Airbus 330-300 pada Desember 2019. Hasan memperkirakan, pada penerbangan awal tidak akan terlalu banyak mengambil presentase jumlah penerbangan umrah di Indonesia.

"Kan masih satu pesawat jadi belum banyak ya. Baru empat sampai lima persen paling banyak. Kalau sudah tiga sampai empat pesawat baru bisa 12 sampai 13 persen (jamaah umrah yang diangkut Batik Air)," jelas Hasan.

Batik Air memastikan akan menambah jumlah pesawat Airbus 330-300 untuk melayani penerbangan umrah. Penambahan pesawat tersebut rencananya akan dilakukan satu unit pada awal Januari 2020 dan satu unit pesawat pada Februari 2020 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement