Selasa 05 Nov 2019 16:03 WIB

Pastikan Kereta Cepat Tepat Waktu, Erick Bentuk Tim Satgas

Proyek kereta cepat ditargetkan sudah dapat beroperasi 2021.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi salah satu prioritas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dalam sejumlah kesempatan, mantan pemilik Inter Milan itu selalu menyebut kereta cepat sebagai salah satu arahan yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada dirinya. Proyek kereta cepat sendiri ditargetkan sudah dapat beroperasi 2021.

Untuk menggapai target tersebut, Erick bergerak cepat dengan mengumpulkan sejumlah direksi BUMN yang terkait dengan proyek kereta cepat seperti Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, hingga Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani serta direktur utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Chandra Dwiputra di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (4/11).

Baca Juga

Dalam pertemuan tersebut, kata Erick, telah dibentuk taskforce atau tim satuan tugas khusus yang dipimpin Dirut KCIC Chandra Dwiputra. "Kereta cepat kita sudah bikin taskforce kemarin, di mana pimpinannya pak dirut (KCIC) Pak Chandra langsung," ujar Erick di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11).

Erick menyampaikan konsep taskforce akan menjalani rapat yang berkesinambungan setiap dua pekan sekali untuk membahas isu-isu penting, sementara untuk finansial akan dilakukan sebulan sekali. Erick menyampaikan, dirinya selaku Menteri BUMN bersama dua wamen BUMN hanya akan menjadi anggota dalam tim tersebut.

"Saya dan Pak Wamen, semua direksi yang hadir, kita tidak ada pangkatnya, jadi pangkat tertinggi itu pimpinan taskforcenya," ucap Erick.

Erick menjelaskan, gagasan pembentukan tim taskforce guna memperlancar proses pembangunan kereta cepat. Erick tak ingin kereta cepat Jakarta-Bandung bernasib sama dengan MRT dan LRT yang molor dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Kita coba kereta cepat jangan delay karena akan disambung ke Surabaya juga nantinya. Kalau ini delay, kesempatan untuk masyarakat Indonesia bisa menjadi tempat percepatan ekonomi di sektitarnya jadi lama juga," kata Erick.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro menyampaikan, Erick memanggil dirinya beserta Pertamina dan PLN membahas mengenai progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Yang dibahas kereta cepat. Poinnya beliau (Erick) meminta supaya semua yang memang sudah dipersiapkan itu tidak lagi terjadi kemunduran," ucap Edy usai pertemuan tentang kereta cepat di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (4/11).

Kata Edy, pembangunan kereta cepat yang ditargetkan rampung pada 2021 telah menunjukan progres yang baik. Edy mengatakan, KAI dan sejumlah BUMN lain terus bersinergi guna melakukan percepatan penyelesaikan kontruksi kereta cepat.

"Kita percepat dan bersinergi satu sama lain supaya masalah-masih yang masih ganjel, tinggal sedikit kok kayak tanah kan tinggal kurang dari satu persen, pembangunan sudah sampai lebih 30 persen, ini akan dipercepat, mudah-mudahan ya," kata Edy.

Edy mengatakan, pertemuan tersebut tidak membahas tentang kebakaran yang terjadi pada pipa penyalur BBM Pertamina di lokasi proyek kereta cepat. Edy menyampaikan, solusi atas persoalan yang dibahas juga ialah Sutet milik PLN yang berada di jalur kereta cepat. Nantinya, Sutet tersebut akan dipindahkan.

"Sutet sudah ada solusi tadi PLN sudah dipanggil juga, itu penggeseran paling beberapa meter dari situ (tempat semula), Pertamina ok, PLN ok, mudah-mudahan ini on the track," kata Edy menambahkan.

Berbeda dengan Edy, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani yang dijumpai usai bertemu Erick, enggan memberikan keterangan saat hendak diwawancarai awak media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement