Rabu 23 Oct 2019 10:58 WIB

Bangladesh Berminat Impor Embrio Ternak dari Indonesia

Kementan masih membahas persiapan ekspor embrio ternak.

Kunjungan delegasi Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh ke BET Cipelang, Senin, (21/10).
Foto: Dok Kementan
Kunjungan delegasi Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh ke BET Cipelang, Senin, (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keberhasilan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian dalam memproduksi embrio dan menghasilkan pedet unggulan telah menarik minat Pemerintah Bangladesh. Hal ini mengemuka pada saat kunjungan delegasi Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh ke BET Cipelang, Senin, (21/10).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita  mengatakan Kementan mendorong kegiatan ekspor berbagai produk peternakan dan kesehatan hewan, termasuk untuk embrio ternak. Untuk ekspor embrio ternak ini, Kementan masih melakukan pembahasan dan persiapan terkait tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan dikenakan, meliputi perhitungan biaya produksi dan distribusi ke negara lain. 

Baca Juga

"Setelah semua siap, kita dorong BET untuk segera ekspor produknya ke mancanegara," ucap dia. 

photo

Sementara itu, Oloan Parlindungan, Kepala BET Cipelang menyampaikan  ketertarikan delegasi Bangladesh ini terlihat dari keinginan mereka untuk mengirimkan pegawai teknisnya ke BET Cipelang agar dapat belajar tentang embrio transfer di Indonesia. Salah satu yang diminati adalah terkait pengembangan sapi Belgian Blue. 

Belgian Blue adalah salah satu sapi unggulan yang dikembangkan di BET Cipelang. Sampai September 2019, terdapat 103 kelahiran Belgian Blue di BET Cipelang, dan jumlah ini adalah kedua terbanyak setelah BPTU-HPT Sembawa dengan jumlah kelahiran sebanyak 139 ekor.

"Mereka tertarik untuk belajar dan mengembangkan sapi dengan teknologi embrio transfer, dan juga belajar tentang pengelolaan kegiatan upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab)" ucap dia. 

Hal senada diungkapkan oleh Pulakesh Mondal, Senior Assistant Chief, Ministry of Fisheries and Livestock Bangladesh. Dia menyatakan banyak hal penting yang dipelajari oleh delegasi Bangladesh di BET Cipelang ini. 

“Kami punya banyak Balai Inseminasi Buatan di Bangladesh, tapi belum ada unit yang menangani transfer embrio, dan ini menarik bagi kami," ucapnya.

Kunjungan delegasi Bangladesh kali ini masih merupakan rangkaian dari kegiatan Livestock & Dairy Development Project (LDDP). Ini adalag program peningkatan kapasitas dari pemerintah Bangladesh yang didanai oleh Bank Dunia.

Tujuan dari kunjungan delegasi Bangladesh ke Indonesia ini untuk memahami beberapa praktek pengelolaan persusuan, strategi produksi, sampai pada bagaimana peternak mendapat manfaat dari industri persusuan di lndonesia. Di BET Cipelang mereka belajar bagaimana menciptakan sapi perah yang mempunyai produksi susu tinggi melalui teknologi embrio transfer dan inseminasi buatan.

"Ini adalah kali kedua dalam tahun ini, Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh mengirimkan para pejabat dan stafnya untuk belajar ke Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa sistem pengembangan sapi dan pengelolaan persusuan di Indonesia diakui kualitasnya," kata Ketut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement