Senin 21 Oct 2019 12:31 WIB

PLN Helat International Conference and LIKE 2019

Ini menjadi konferensi internasional pertama yang diadakan PLN

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali, saat  menghadiri PLN International Conference and Learning, Innovation, Knowledge  and Exhibition (LIKE) 2019 di Hyatt Regency Yogyakarta, Senin (21/10).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali, saat menghadiri PLN International Conference and Learning, Innovation, Knowledge and Exhibition (LIKE) 2019 di Hyatt Regency Yogyakarta, Senin (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggelar International Conference and Learning, Innovation, Knowledge and Exhibition (LIKE) 2019. Berlangsung empat hari, ini menjadi konferensi internasional pertama yang diadakan PLN.

Baca Juga

Konferensi mengangkat tema Technology and Policy in Energy and Electric Power. Terdapat 116 peneliti bidang kebijakan dan teknologi energi dari delapan negara yang hadir menjadi pemakalah konferensi.

Tiga paper terbaik akan mendapat penghargaan dengan total hadiah 4.000 dolar AS. Konferensi turut menggandeng Institute of Electrical Engineers (IEEE) dan Scientific Committee dari UI, ITB, UGM, Undip dan ITS.

Dihadirkan pula kompetisi karya-karya inovasi dari seluruh unit PLN dan anak perusahaan dari 328 inovasi yang diajukan. Telah dipilih 26 inovasi yang dilombakan di lima cabang LIKE.

Ada pembangkitan, transmisi, distribusi, technical supporting dan nontechnical supporting yang memiliki potensi kreasi nilai Rp 531,1 miliar. Hingga kini, sudah ada 4.030 total makalah inovasi.

Dari 4.030, ada tujuh yang memiliki paten, 78 sedang dalam proses paten dan 77 berupa prototipe siap diproduksi massal. Ada pula karya-karya inovasi yang meraih penghargaan dari berbagai instansi.

Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali mengatakan, untuk kriteria standar mengikuti penilaian Scopus. Sedangkan, seleksi akan disesuaikan ketentuan seleksi yang telah ditetapkan PLN.

"Ini akan melengkapi konferensi-konfernsi yang sudah ada, sehingga membentuk komunitas masyarakat ketenagalistrikan yang menonjolkan karakter scientific dan akademic," kata Ali di Hyatt Regency, Senin (21/10).

Menghadapi era VUCA, PLN menghadapi setidaknya lima tantangan proses bisnis dalam eksternal dan internal. Salah satunya kemunculan energi baru dan terbarukan yang mengubah pola pengoperasian sistem.

Ada pula amanat public service obligation dan tuntutan negara untuk menekan biaya subsidi dan melakukan efisiensi. Lalu, penyelesaian program pembangunan insfrastruktur 35 ribu megawatt.

Kemudian, terbitnya regulasi mobil listri yang menuntut PLN segera menyiapkan infrastruktur pendukung. Serta, kebijakan pemerintah untuk tidak menaikkan TDL pada semua golongan hingga 2019.

"Menjawab tuntutan ini, PLN segera beradaptasi, salah satunya dengan menyediakan SPKLU yang bekerja sama dengan 20 perusahaan, perbankan, dan pusat-pusat perbelanjaan," ujar Ali.

Melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PLN, diharapkan muncul masukan-masukan terbaik. Serta, membuka jendela informasi tentang gain, risk dan mitigasi pada masa mendatang.

Ali berpendapat, dengan begitu PLN mampu mengelola bisnis kelistrikan dan menatap arah ke depan dengan penuh keyakinan tinggi. Sehingga, memberikan kontribusi positif mendorong kemajuan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement