Selasa 01 Oct 2019 06:22 WIB

Pengamat Sarankan Ini untuk Tangani Persoalan Sriwijaya Air

Sriwijaya Air menghadapi persoalan operasional dan struktural.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat Sriwijaya Air
Pesawat Sriwijaya Air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat penerbangan yang juga sebagai Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin menilai kondisi Sriwijaya Air saat ini hanya pemekaran dari kondisi yang sudah ada dan diketahui oleh publik sejak akhir tahun lalu. Dia menyarankan management Sriwijaya Air bisa menelaah kembali posisi keuntungan, kerugian, dan revenuenya saat ini.

“Tentunya ketika berbicara proyeksi pendapatan harus sesuai dengan strategi pasar,” kata Ziva kepada Republika, Senin (30/9).

Baca Juga

Dia menjelaskan saat ini tipe pesawat yang dioperasikan oleh Sriwijaya Air Group sama dengan yang sudah dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia. Tipe pesawat tersebut yaitu Boeing 737 dan ATR72.

“Pertanyaannya, mau diposisikan bagaimana dan untuk melayani segmen pasar atau rute mana? Apakah bisa menutup cost per seat mile untuk setiap unit?” ungkap Ziva.

Sementara itu, Ziva menilai hanya saja saat ini kerja sama management (KSM) Sriwijaya Air Group dengan Garuda Indonesia Group yang berjalan sejak awal 2019 tidak berhasil meningkatkan kinerja maskapai. Ketidakberhasilan tersebut baik secara struktural maupun operasional.

Tak hanya itu, Ziva menilai terdapay beberapa kondisi eksternal yang turut mempengaruhi. “Misalnya meningkatnya harga tiket yang bukan menjadi mahal namun menyesuaikan dengan biaya riil yang menyebabkan menurunnya minat pangsa pasar,” tutur Ziva.

Dia menambahkan, kondisi eksternal lainnya juga mungkin lebih bersifat tidak langsung. Hal tersebut seperti posisi segmentasi Sriwijaya Air dalam konstelasi Garuda Indonesia Group juga mempengaruhi.

Sebelumnya, Direktur Quality Safety and Security Sriwijaya Air Toto Soebandoro memastikan saat ini operasional NAM Air dan Sriwijaya Air dalam pengawasan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal tersebut dengan begitu membantah kabar bahwa adanya rekomendasi dihentikannya operasional Sriwijaya Air Group.

“Sriwijaya Air dan NAM Air kini dapat menjalankan seluruh kegiatan operasional secara normal,” kata Toto, Senin (30/9).

Terkait pemberitaan yang menyebutkan Sriwijaya Air setop operasi dari surat rekomendasi yang tersebar, Toto menegaskan surat tersebut merupakan masukan bersifat internal. Dia menuturkan surat tersebut disampaikan kepada seluruh jajaran Top Management Sriwijaya Air dan NAM Air dengan maksud menghindari berhentinya operasional maskapai.

Toto mengatakan tidak pernah sama sekali membicarakan hal tersebut kepada pihak di luar perusahaan. “Ini murni masukan yang hendak saya sampaikan dalam rapat managemen terkait temuan dan kondisi beberapa waktu yang lalu dan sifatnya kondisional saja,” tutur Toto.

Meskipun begitu, Toto yakin Sriwijaya Air dan NAM Air sudah bisa mengatasi permasalahan yang ada melalui direktorat terkait. Terlebih, Toto memastikan Direktur Teknik Sriwijaya Air sudah memberikan klarifikasi dan tanggapannya.

“Kini semua sudah dapat diatasi dan Sriwijaya Air dan NAM Air dipastikan masih mengudara dibawah pengawasan DKPPU Kemenhub,” ungkap Toto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement