REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sektor pariwisata disebut dapat menjadi unggulan bagi perbankan dalam menyasar penyaluran kredit. Terutama, kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah yang berada di kawasan wisata.
Pandangan itu salah satunya diungkapkan perbankan pelat merah, Bank Mandiri. Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Donsuwan Simatupang, meyakini bahwa pariwisata bakal menjadi salah satu unggulan sektor ekonomi yang menjanjikan.
Konsumsi masyarakat terbesar saat ini, khususnya kelompok milenial tertuju pada tiga hal. Yakni perjalanan, kuliner, serta kesehatan dan kecantikan. Ia menjelaskan, perjalanan dan kuliner merupakan satu bagian dari pariwisata dan terus menjadi sasaran konsumsi masyarakat.
"Pariwisata itu menarik karena ada konsumsinya terutama dari milenial," kata Donsuwan di Badung, Bali, Kamis (11/9).
Ia mengatakan, hingga Agustus 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah serta komersial sebanyak RP 87,1 triliun. Penyaluran kredit UMKM itu tumbuh 12,2 persen, atau diatas target pemerintah sebesar 10-11 persen.
Secara kewilayahan, Bank Mandiri menyalurkan kredit UMKM ke Sumatera sebesar Rp 20 triliun dengan jumlah debitur 192.112 penerima. Selanjutnya, Jawa Barat sebesar Rp 14,8 triliun dengan 183.782 debitur. Jawa Tengah Rp 9,9 triliun kepada 159.434 debitur dan Jawa Timur Rp 10,8 trilun kepada 167.799 debitur.
Di Jakarta, Bank Mandiri menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 10,4 triliun kepada 36.834 debitur. Kemudian Kalimantan sebesar Rp 9 triliun untuk 53.653 debitur, Bali dan NTT sebesar Rp 4,1 triliun untuk 33.114 debitur.
Sementara, di Sulawesi KUR Bank Mandiri yang disalurkan mencapai Rp 6,4 triliun kepada 62.242 debitur serta Maluku dan Papua sebesar Rp 1,7 triliun ke 15.837 debitur.
Menurut Donsuwan, stabilitas pertumbuhan kredit UMKM diikuti pula dengan penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Hingga Agustus 2019, angka NPL hanya 2 persen atau dibawah posisi Agustus 2018 yang tembus 3,3 persen. Meski demikian, terlepas dari capaian tersebut, sektor pariwisata sejatinya belum dijadikan sebagai sektor ekonomi yang khusus. Karenanya, pertumbuhan tersebut merupakan akumulasi dari penyaluran kredit UMKM ke semua sektor. Donsuwan mencontohkan seperti restoran, misalnya. Ia mengatakan, restoran umummya bisa menjadi bagian dari pariwisata jika berada di tengah destinasi wisata. Namun, bisa menjadi tempat makan biasa jika berada di tengah kota. Karena itu, Bank Mandiri bersama perbankan lainnya tengah berkoordinasi dengan Bank Indonesia agar pariwisata menjadi sektor usaha yang tersendiri. Dengan demikian, pendataan terhadap penyaluran kredit UMKM untuk pariwisata bisa dilakukan secara proporsional dan diketahui detail pertumbuhannya. "Sudah ada pikiran ke arah sena. Saya juga melihat pariwisata ke depan akan menjadi yang utama," ujarnya.