Kamis 31 Jul 2025 19:19 WIB

Daya Beli Lesu, Ini Strategi BRI Jaga Penyaluran Kredit UMKM

Pihaknya menerapkan berbagai strategi untuk memastikan penyaluran kredit tetap sehat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI).
Foto: bri
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Manajemen Risiko PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Mucharom, mengungkapkan strategi perseroan dalam menjaga kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah kondisi menurunnya daya beli masyarakat.

“Kami tentunya secara konsisten menempatkan kualitas kredit sebagai prioritas utama dalam penyaluran pembiayaan, termasuk di segmen UMKM yang memang menjadi fokus kami,” ujar Mucharom dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal II Tahun 2025 yang digelar secara virtual, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga

Ia menekankan bahwa konsolidasi yang dilakukan perseroan sebagian besar berada di segmen UMKM. Mucharom menyebut bahwa pihaknya menerapkan berbagai strategi untuk memastikan penyaluran kredit tetap sehat, tepat sasaran, dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.

“Ada beberapa langkah yang sudah dan sedang kami lakukan dan terus-menerus kami perkuat. Tentunya pengelolaan manajemen risiko di BRI menjadi bagian yang sangat penting dalam transformasi ini, bahwa organisasi kami juga diperbaiki dan diperkuat untuk masing-masing fokus pada masing-masing segmen yang kami geluti dalam menyalurkan kredit secara selektif,” ujar Mucharom.

Strategi kedua, BRI terus menyempurnakan model asesmen agar sistem penyaluran kredit menjadi lebih prediktif dan granular. Mucharom menyampaikan bahwa masing-masing sektor kini mampu membaca risiko, termasuk di beberapa wilayah.

“Kemudian, kami juga melakukan penguatan pada early warning signals (EWS), khususnya dalam monitoring dan juga dari sisi digital collection,” terangnya.

Mucharom melanjutkan, BRI juga memperkuat fungsi recovery dan collection, khususnya di segmen mikro dan pasar konsumer.

Berdasarkan laporan kinerja terbaru, BRI mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp 1.416,62 triliun, tumbuh 6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang semester I 2025. Dari angka tersebut, kredit UMKM tercatat sebesar Rp 1.137,84 triliun atau lebih dari 80 persen dari total portofolio kredit.

BRI juga mencatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross turun menjadi 3,23 persen, dan NPL net sebesar 0,99 persen. Sementara itu, untuk penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 1.482,12 triliun sepanjang semester I 2025, tumbuh 6,7 persen (yoy), dengan komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 65,51 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement