Rabu 22 Oct 2025 10:34 WIB

LPEM UI Soroti Lonjakan Harga Cabai dan Ayam

LPEM UI memperkirakan tekanan harga pada Oktober masih akan terkendali.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Dua anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Manggala memanen cabai rawit organik di kebun sayur RW 7 Cangkiran, Mijen, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/4/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dua anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Manggala memanen cabai rawit organik di kebun sayur RW 7 Cangkiran, Mijen, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mencatat inflasi September 2025 naik ke 2,65 persen secara tahunan (yoy), tertinggi sejak awal tahun. Lonjakan harga cabai merah dan ayam ras disebut menjadi penyumbang utama.

“Kenaikan harga cabai merah disebabkan pasokan terbatas akibat cuaca buruk dan serangan hama di sentra produksi Sumatra, sementara harga ayam ras naik karena biaya pakan dan bibit meningkat,” tulis LPEM UI dalam Review of BI Board of Governors Meeting October 2025, dikutip Rabu (22/10/2025).

Baca Juga

Laporan itu mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor terbesar inflasi tahunan sebesar 1,43 poin persentase. Harga cabai merah memberi andil 0,19 poin, sedangkan daging ayam ras 0,15 poin terhadap inflasi utama September.

LPEM UI menegaskan inflasi masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia 1,5–3,5 persen. Namun, lembaga tersebut mengingatkan risiko tekanan harga bisa berlanjut bila distribusi pangan tak segera membaik.

“Inflasi pangan yang dipicu cuaca ekstrem harus diantisipasi pemerintah dengan langkah stabilisasi harga dan penguatan ketahanan pasokan,” tulis laporan itu.

Selain harga pangan, LPEM UI juga menyoroti kenaikan harga emas yang telah melonjak 40,43 persen (yoy) pada Agustus akibat meningkatnya permintaan global di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

“Permintaan emas melonjak karena investor mencari aset aman di tengah perang Rusia–Ukraina, konflik Palestina–Israel, dan ketidakstabilan fiskal Amerika Serikat,” ungkap LPEM UI.

LPEM UI memperkirakan tekanan harga pada Oktober masih akan terkendali karena sebagian harga pangan diperkirakan normal kembali. Meski begitu, lembaga ini mengingatkan perlunya pengawasan ketat menjelang akhir tahun untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Inflasi yang bersumber dari kebutuhan pokok selalu paling terasa di masyarakat bawah, sehingga upaya menjaga kestabilan harga pangan menjadi kunci,” tegas LPEM UI.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement