Rabu 04 Sep 2019 10:04 WIB

Pisang Asal Barelang Berpotensi Masuk Pasar Singapura

Letak Batam strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura.

Pisang asal Barelang berpotensi masuk pasar Singapura.
Foto: Kementan
Pisang asal Barelang berpotensi masuk pasar Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Jembatan Barelang Barelang singkatan dari Batam, Rempang dan Galang merupakan ikon Kota Batam. Di balik kemegahan jembatan Barelang serta keindahan pulau-pulau sekitar, terdapat puluhan hektare pertanaman pisang budidaya masyarakat setempat.

Setiap kebun memiliki luasan antara 2 – 3 hektare. Jenis pisang yang banyak ditanam antara lain adalah pisang kepok, 40 hari, awak, tanduk dan barangan. Pulau Setokok tepatnya di Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang terkenal sebagai sentra pisang dan sudah terbentuk tiga kelompok tani.

Baca Juga

"Kami mengelola lahan pisang seluas 15 hektare. Dalam seminggu bisa memproduksi 1 ton dengan harga jual Rp 4.500 per kilogram (kg). Pemasarannya ke pasar lokal dan luar kota," ujar ketua kelompok tani Maju Bersama, Syaiful.

Syaiful bercerita sebagian produksinya diolah menjadi sale, keripik dan kue pisang sebagai oleh-oleh khas kota Batam. Tidak banyak kendala dalam pemasaran karena biasanya sudah ada pedagang pengepul yang datang ke kebun.

photo
Pisang asal Barelang berpotensi masuk pasar Singapura.

Potensi pengembangan pisang di Batam terbuka luas, didukung oleh ketersediaan dan kesesuaian lahan yang cukup serta para petani berpengalaman. Masih butuh pendampingan dalam hal GAP dan SOP, namun secara umum produksi yang dihasilkan cukup berkualitas baik.  

Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman mengharapkan produksi pisang di Kota Batam dapat terus ditingkatkan produksi dan mutunya. “Letak Batam strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura. Harapan ke depan, Batam dapat memasok pasar Singapura," ujar Liferdi.

Sebagai informasi, pada 2017 Batam memproduksi 408,8 ton pisang lokal. Sementara produksi pisang nasional 2017 sebanyak 7.162.678 ton. Angka ini merangkak naik menjadi 7.264.379 ton pada 2018. Tentunya peningkatan demi peningkatan diiringi kualitas berorientasi ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement