Rabu 10 Sep 2025 21:10 WIB

Pabrik Pengolahan Sampah Jadi Listrik Rp 2,6 Triliun Dibangun di Tangsel

Fasilitas modern ini dirancang hasilkan 23,5 megawatt listrik dari sampah perkotaan.

Pekerja merapikan sampah plastik yang telah dicacah menggunakan mesin pengolah sampah Refused Derived Fuel (RDF) di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (9/12/2024). Pemerintah Kota Tangerang mulai mengoperasikan mesin pengolahan sampah berbasis teknologi RDF yang dapat mengelola empat ton sampah per jam menjadi pupuk kompos dan bahan bakar alternatif.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Pekerja merapikan sampah plastik yang telah dicacah menggunakan mesin pengolah sampah Refused Derived Fuel (RDF) di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (9/12/2024). Pemerintah Kota Tangerang mulai mengoperasikan mesin pengolahan sampah berbasis teknologi RDF yang dapat mengelola empat ton sampah per jam menjadi pupuk kompos dan bahan bakar alternatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Indoplas Tianying Energy membangun pabrik pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangerang Selatan, Banten dengan. Nilai investasinya mencapai Rp2,6 triliun.

Indoplas Tianying Energy merupakan perusahaan joint venture antara PT Indoplas Energy Hijau (IEH), anak usaha dari PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), dengan China Tianying Inc. (CNTY), penyedia teknologi pengolahan limbah asal China.

Baca Juga

Direktur Utama PT Indoplas Tianying Energy, Bobby Gafur Umar dalam pernyataan di Jakarta, Rabu menyampaikan pembentukan Indoplas menjadi badan usaha pelaksana (BUP) proyek ini menandai langkah nyata OASA bersama CNTY dalam mewujudkan solusi berkelanjutan bagi pengelolaan sampah perkotaan.

"PSEL Tangsel ini akan menjadi kontribusi konkret kami mendukung program pemerintah mengurangi volume sampah sekaligus menyediakan energi bersih bagi masyarakat.” ucapnya.

Disampaikan dia proyek PSEL Tangsel ditargetkan memasuki tahap konstruksi pada awal 2026, dengan estimasi penyelesaian dalam waktu tiga tahun. Setelah beroperasi, fasilitas ini diharapkan menjadi salah satu model pengelolaan sampah berbasis teknologi di Indonesia, sekaligus mendukung percepatan transisi energi yang dilakukan pemerintah.

Dengan investasi sebesar Rp2,6 triliun, PSEL Tangsel akan menggunakan skema Build–Operate–Transfer (BOT) selama 30 tahun. Fasilitas ini dirancang mampu mengolah 1.100 ton sampah per hari, meliputi 1.000 ton sampah baru dan 100 ton sampah lama dengan menggunakan teknologi Moving Grate Incinerator (MGI) yang modern dan ramah lingkungan.

Teknologi ini diharapkan dapat menghasilkan listrik hingga 23,5 megawatt yang akan disalurkan ke jaringan nasional.

Sebelumnya, OASA mendapatkan SK Penetapan Pemenang Lelang Tender Pengolahan Sampah Menjadi energi Listrik (PSEL) di Kota Tangerang Selatan. SK penetapan diserahkan langsung oleh Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam hal ini adalah Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie di Kantor Walikota Tangerang Selatan, yang mana SK Penetapan tersebut telah dikeluarkan pada tanggal 17 April 2025.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement