REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama Indonesia dapat beroperasi pada 2032. Rencana pembangunan PLTN pertama ini juga sudah dimasukkan ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, gagasan membangun PLTN sebenarnya sudah ada sejak 1956, namun selama hampir tujuh dekade hanya berhenti pada tahap konsep.
“Sejak 1956 kita sudah memiliki perencanaan untuk PLTN, tapi itu masih sebatas tataran konsep. Sekarang saatnya kita percepat agar benar-benar bisa diimplementasikan,” kata Yuliot dalam acara Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025, di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Menurut Yuliot, pemilihan nuklir sebagai bagian bauran energi nasional sejalan dengan praktik di banyak negara maju. Jepang, Korea Selatan, hingga China telah lama menggunakan PLTN secara aman. “Ada negara yang sudah lebih dari 70 tahun menggunakan nuklir sebagai energi primer,” ujarnya.
Ia menegaskan, isu keamanan harus dilihat berdasarkan data. PLTN disebut memiliki standar keselamatan yang ketat dan bisa dibandingkan dengan sistem transportasi udara.
“PLTN ini hampir sama dengan pesawat. Checklist-nya sangat banyak, jadi tingkat keamanannya sangat tinggi,” kata Yuliot.
Selain alasan teknis, Indonesia memiliki cadangan mineral radioaktif yang selama ini sebagian besar diekspor dalam bentuk ore. Jika dimanfaatkan sebagai energi, kata dia, nilai tambahnya bisa meningkat ribuan kali lipat.
Pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi mulai dari undang-undang hingga peraturan presiden agar percepatan PLTN dan energi baru terbarukan berjalan terintegrasi. “Regulasi harus mengintegrasikan aspek lingkungan, governance, dan sosial, sehingga selain ramah lingkungan juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan,” ucapnya.
Dengan kerangka kebijakan tersebut, pemerintah optimistis PLTN akan menjadi tonggak baru dalam sejarah energi Indonesia sekaligus memperkuat transisi menuju energi bersih.
Ikuti Whatsapp Channel Republika