REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog menjadi solusi utama untuk menekan harga beras premium yang saat ini masih mahal. Ia menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan stok sebanyak 1,3 juta ton beras SPHP untuk operasi pasar besar-besaran, guna menjaga stabilitas harga sekaligus memastikan ketersediaan pangan tetap terjangkau bagi masyarakat.
"Itu kita kerja operasi pasar. Tetap operasi pasar besar-besaran. Kita siapkan 1,3 juta ton (beras SPHP) untuk operasi pasar besar-besaran," kata Mentan saat ditemui di kawasan DPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Selain itu, ia menegaskan tidak hanya beras SPHP, namun juga beras premium akan terus didorong pendistribusiannya agar masyarakat tetap memiliki alternatif pilihan dengan harga yang lebih stabil.
"SPHP dan kami minta (Perum Bulog) juga (distribusi) yang beras premium," ujar Mentan.
Lebih lanjut, Mentan menegaskan tidak ada kelangkaan beras di Indonesia, hanya pergeseran distribusi dari penggiling kecil yang biasanya memasok ritel modern kini menyasar ke pasar tradisional.
Menurutnya, kondisi tersebut bahkan memberikan dampak positif bagi pasar tradisional yang omzetnya meningkat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena ketersediaan beras tetap melimpah dan produksi nasional masih terjaga.
Ia menegaskan kelangkaan baru bisa disebut terjadi jika produksi beras menurun, sementara saat ini produksi tetap terjaga dan indikator penting seperti inflasi serta ketersediaan pangan menunjukkan kondisi yang baik.
Sementara itu, berdasarkan data dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Jakarta, Rabu pukul 14.39 WIB, harga beras premium secara nasional mencapai Rp16.081 per kg turun dari sebelumnya Rp16.208 per kg.
Lalu, beras medium di harga Rp13.954 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.049 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.572 per kg turun dari sebelumnya Rp12.586 per kg.