Selasa 20 Aug 2019 17:01 WIB

Realisasi Penyaluran Beras Bulog di BPNT Baru 15 Ribu Ton

Minimnya realisasi penyaluran beras medium karena skema BPNT sebelumnya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Pekerja mengecek stok beras Bulog di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Pekerja mengecek stok beras Bulog di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Dari 700 ribu ton target penyaluran beras medium Bulog di program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), realisasi penyaluran hingga 20 Agustus 2019 baru mencapai sekitar 15 ribu ton. Padahal, penyaluran 700 ribu ton ditarget dapat tersalurkan hingga Desember tahun ini.

Sekertaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menyampaikan, realisasi penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) BPNT baru 15 ribu ton. Minimnya realisasi penyaluran tersebut disebabkan imbas dari skema BPNT sebelumnya yang menggunakan pola pasar bebas. 

Baca Juga

“Realisasi (penyaluran di BPNT) kita jujur saja masih kecil, baru 15 ribu ton. Karena kan ini baru, dan kemarin itu masih pakai skema free market,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (20/8).

Melalui program BPNT, beras medium Bulog dilepas di pasaran dengan harga Rp 8.100 per kilogram (kg) dan akan beredar di pasaran secara umum menjadi Rp 8.600 per kg. Artinya, dengan harga sebesar Rp 86 ribu masyarakat dapat membeli sebanyak 10 kg beras medium.

Jumlah tersebut juga lebih banyak jika dibandingkan dengan beras premium yang dapat dibeli. Di program BPNT sebelumnya, beras premium sebanyak 5 kg dihargai sebesar 86 ribu.

Seperti diketahui, per Juni 2019 stok CBP Bulog berjumlah 2,2 juta ton yang mana sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan sisa beras tahun lalu. Sedangkan, Bulog mendapatkan porsi penyaluran di BPNT sebesar 700 ribu ton berupa beras medium dan premium.

Menurut Awaludin, pihaknya optimistis hingga Desember akhir tahun ini realisasi penyaluran beras medium dan premium Bulog di BPNT dapat terpenuhi. Sedangkan apabila target tersebut tidak terealisasi, pihaknya belum mengetahui lebih jauh apakah program penyaluran bakal terus berlangsung hingga ke 2020.

“Itu tergantung Kemensos (Kementerian Sosial),” ujarnya.

Di sisi lain, Bulog menurut dia juga dipastikan bakal menyerap produksi beras petani di musim panen gadu yang berlangsung dari sekarang hingga Februari 2020. Adapun di panen raya pada akhir Februari tahun depan, Bulog juga mengaku bakal terus melakukan penyerapan.

Dengan penyerapan yang masih berlangsung dan juga stok CBP yang masih berlimpah, pihaknya masih optimistis beras yang disimpan tidak disposal. Sebab menurut dia, selain di BPNT Bulog juga masih melakukan penyaluran di berbagai skema yakni melalui operasi pasar (OP) dan penyaluran bantuan kebencanaan.

“OP kita masih berlangsung kan. Kita OP dari 1 Januari 2019, sampai sekarang masih,” ujarnya.

Menurut dia, di musim gadu seperti sekarang realisasi OP justru sedang digencarkan guna menjaga stabilitas harga di pasar. Apalagi berdasarkan situasi di musim panen gadu pada umumnya, menurut dia, terdapat kecenderungan kenaikan harga beras di pasar sehingga membuat beras Bulog cukup diminati di masa-masa itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement