Rabu 10 Jul 2019 13:54 WIB

Bareksa Luncurkan Tabungan Reksa Dana Umrah

Reksa dana syariah menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dari deposito

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bareksa Portal Investasi. ilustrasi
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bareksa Portal Investasi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bareksa Portal Investasi meluncurkan inovasi dream investing, Bareksa Umroh. Platform yang hanya dapat diakses melalui portal bareksa.com ini menawarkan layanan rencana simpanan di reksa dana syariah untuk membiayai perjalanan ibadah umrah.

Chief Sales & Marketing Bareksa, Rani Sumarni mengatakan Bareksa Umroh adalah inovasi pertama di Indonesia untuk menabung online reksa dana dengan diintegrasikan tujuan menjalankan ibadah umrah. Program ini bekerja sama dengan travel agent haji dan umrah Al-Qadri yang telah beroperasi sejak 1976.

Baca Juga

"Kami ingin mengedukasi bahwa reksa dana itu dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek hingga jangka panjang, termasuk tujuan spesifik seperti pergi umrah," katanya dalam peluncuran Bareksa Umroh di Eastern Opulence Restaurant Jakarta, Rabu (10/7).

Reksa dana adalah instrumen investasi yang sangat mudah, fleksibel dan terjangkau. Selain itu, reksa dana syariah menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dari deposito, dan berdasarkan prinsip syariah yang tanpa riba.

Untuk mengaksesnya, calon investor dapat mengunjungi bareksa.com/umroh untuk kemudian memilih paket yang diinginkan. Selanjutnya nasabah dapat memperkirakan durasi waktu untuk investasi sehingga tertera dana yang disarankan untuk diinvestasikan setiap bulannya.

Nasabah kemudian dapat memilih reksadana syariah mana yang diinginkan. Dalam satu bulan ini, Rani berharap dapat menjaring 1.000 calon investor.

Untuk menariknya, Bareksa menawarkan promo berhadiah dua paket umrah dan 10 hadiah uang saku selama umrah. Caranya dengan memasukan kode promo "hijrah investasi" saat melakukan pemesanan.

Direktur Pembinaan Umrah dan Haji Kementerian Agama, Arfi Hatim menyampaikan aplikasi teknologi telah terbukti meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah. Ia mendukung inovasi tersebut apalagi dikaitkan dengan industri ibadah seperti umrah.

Arfi mengatakan tren umrah terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Seiring dengan hal tersebut, muncul risiko seperti penipuan yang sempat marak beberapa waktu terakhir.

Ia menyambut positif peluncuran platform Bareksa Umroh karena diharapkan bisa membantu mengedukasi para jemaah agar tidak menjadi korban penipuan. "Karena dananya baru diberikan pada travel agent saat baru akan berangkat," kata dia.

Kementerian Agama menilai jumlah jemaah umrah akan terus bertambah. Pertumbuhan ini berkaitan dengan kuota haji Indonesia yang sangat terbatas. Kuota haji Indonesia pada 2018 terbatas hanya 221 ribu orang, atau hanya 0,1 persen dari jumlah penganut Islam Indonesia yang sekitar 226,2 juta jiwa menurut data Bank Dunia.

Menurut data Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi, jumlah jamaah umrah Indonesia mencapai 1,1 juta orang pada 2018, naik 25 persen dibandingkan 875.958 jamaah pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan pada 2018 tersebut sama dengan tingkat pertumbuhan pada 2017 yang sebesar 25 persen juga.

Jumlah jamaah umrah yang besar ini tidak dengan jumlah penyedia jasa perjalanan umrah yang profesional dan berizin resmi. Data Kementerian Agama mencatat jumlah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) terdaftar dan berizin hanya sebanyak 1.015 per Maret 2019. Rasionya adalah satu penyelenggara berbanding 1000 lebih jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement