Kamis 21 Mar 2024 17:55 WIB

BEI dan OJK Pangkalpinang Cegah Warga Terjebak Investasi Ilegal

Pasar modal punya instrumen investasi yang sesuai kondisi keuangan dan profil risiko.

Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.
Foto: Aditya Pradana P/Republika
Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Bursa Efek Indonesia (BEI) Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel-Babel berupaya mencegah masyarakat terjebak dalam investasi ilegal dengan meningkatkan sosialisasi pemahaman perkembangan pasar modal.

"Kami telah mengajak kawan-kawan jurnalis untuk bersama-sama mengupdate informasi terkait perkembangan pasar modal saat ini, karena jumlah investor pasar modal terus meningkat," kata Kepala BEI Pangkalpinang Fahmi Al-Kahfi, di Pangkalpinang, Kamis (21/3/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan, pada 2023 aktivitas edukasi dan literasi terkait pasar modal sudah merata ke tujuh kabupaten kota di Babel yang dikemas dalam 500 kegiatan dan didukung OJK Sumsel-Babel.

Berdasarkan data, hingga Desember 2023 jumlah investor di Babel sebanyak 58.000, dengan 60 persennya didominasi kelompok milenial dan generasi Z rentang usia 18–35 tahun.

Ini artinya masyarakat Babel generasi tersebut sudah mulai memberanikan diri dan terbuka wawasannya bahwa investasi itu penting. Sebab, mereka juga merasakan dampak Covid-19, di mana keluarga mereka kehilangan pendapatan.

"Sehingga dari situ mereka sadar pentingnya berinvestasi dan punya instrumen investasi yang banyak itu penting agar dapat mengantisipasi ketidakstabilan ekonomi keluarga," kata Fahmi.

Dengan fokus bersama OJK untuk memberi informasi ke masyarakat terkait kebijakan mengelola keuangan, diharapkan masyarakat yang dulu pemahamannya tentang pasar modal adalah saham, bisa lebih terbuka wawasannya. Karena pasar modal punya banyak instrumen investasi yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan dan profil risiko masing-masing.

Ia mencontohkan, jika memilih yang berisiko tinggi bisa langsung ke saham, untuk risiko yang kecil ada obligasi, dan ada juga reksadana yang bisa beli saham tapi belum mau dieksekusi.

"Ada beragam macam instrumen investasi yang bisa disesuaikan dengan profil risiko dan kondisi keuangan masyarakat, sehingga fokus kami adalah literasi dan edukasi. Kami bersama OJK akan terus melakukan edukasi sampai ke pelosok dan tahun ini kami akan coba ke luar pulau," ujar Fahmi.

Dia menambahkan, semakin maraknya tawaran investasi saat ini, banyak masyarakat yang terjebak dalam investasi ilegal karena masyarakat belum teredukasi. Bahkan masih banyak masyarakat yang melihat saham itu adalah salah satu permainan judi slot.

"Kita berharap di tengah maraknya investasi yang berkembang dengan berbagai macam modus, masyarakat bisa menerima informasi dulu bagaimana investasi bodong itu agar mereka lebih bijaksana mengelola keuangan dengan instrumen investasi," dia.

Analis Deputi Direktur BPK OJK Sumsel-Babel Wahyu Krisnanto mengapresiasi BEI Pangkalpinang yang sudah membantu OJK melakukan literasi dan edukasi keuangan ke semua kelompok masyarakat di daerah. "Kami juga menggelar rangkaian kegiatan gebyar keuangan syariah dalam bentuk edukasi keuangan ke berbagai pihak," ungkap Wahyu.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement