REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas moneter menyatakan, berakhirnya sengketa Pemilihan Presiden 2019 di Mahkamah Konstitusi pada Kamis (27/6) kemarin bakal mengembalikan gairah ekonomi domestik. Diharapkan, pandangan investor terhadap Indonesia akan membaik pasca rentetan politik yang penuh ketegangan selesai.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan, sentimen positif bagi kondisi perekonomian domestik diharapkan terus meningkat. Keputusan mahkamah yang telah bersifat final diyakini tak lagi membuat investor bersikap wait and see.
"Tentu ini berikan sentimen bagus bagi kondisi Indonesia ini karena bisa memberikan kepastian hukum sehingga investor tidak lagi wait and see," kata Dody di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/6).
Dody juga menyebut, total aliran modal asing yang masuk hingga Kamis kemarin secara year to date (ytd) telah mencapai Rp 154 triliun. Naik sekitar Rp 41,02 triliun dari posisi akhir Mei 2019. Sekitar Rp 90 triliun masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 60 triliun melalui portofolio saham di pasar modal.
Ke depan, Dody mengatakan, kondisi perekonomian domestik akan semakin membaik jika perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina mencapai kesepakatan dalam KTT G20 di Osaka, Jepang. Sebab, perang dagang selama ini menjadi sentimen negatif dari sisi eksternal.
Mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate BI, nilai tukar rupiah pada Jumat (28/6) rata-rata diperdagangkan Rp 14.141 per dolar AS. Angka itu menguat dibanding perdagangan Kamis (27/6) sebesar Rp 14.180 per dolar AS.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang penutupan perdagangan tercatat naik 11,288 poin atau 0,16 persen menjadi 6.363,731.
Sebelumnya, Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyatakan, pelaku ekonomi menyambut positif pasca MK mengumumkan putusannya atas sengketa Pilpres 2019. Persepsi positif tersebut dilihat dari kondisi di pasar modal domestik sehingga diharapkan pengusaha tidak lagi bersikap wait and see.
"Saya rasa bagus ya, melihat indikator persepsi yang juga berkembang di publik, terutama pasar modal," kata Arif kepada wartawan di Jakarta.
Arif mengatakan, selain tuntasnya penyelesaian sengketa Pilpers 2019 dan KPU bakal menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih, diharapkan aktivitas ekonomi kembali normal.
Selain itu, KEIN meyakini, setelah sikap investor yang memilih wait and see sejak penghujung tahun lalu, para investor baik asing maupun domestik akan kembali melanjutkan ekspansi. Dengan begitu, pasca rentetan Pemilu 2019 usai, investasi dipastikan mengalir deras. "Saya rasa (wait and see) sudah selesai. Aparatur keamanan juga sudah mengambil tindakan-tindakan tegas," ujar dia.