Selasa 16 Apr 2019 14:15 WIB

Mendag Tegaskan Impor tidak Bisa Dilarang

Paling memungkinkan adalah melakukan hambatan impor seperti penerapan tarif.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas ekspor impor
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas ekspor impor

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menegaskan, impor barang terhadap yang membanjiri Indonesia tidak bisa dilarang bahkan disetop secara total. Enggar mengatakan, ekspor dan impor bukan sekadar perdagangan, namun juga mencerminkan pergaulan antardunia.

“Tidak mungkin kita berhentikan impor dan hanya mau ekspor. Itu agak sulit diterima oleh akal dan nalar yang sehat,” kata Enggartiasto dalam paparannya di Indonesia Industrial Summti 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Selasa (16/4).

Baca Juga

Pernyataan tersebut dilontarkan Enggartiasto menanggapi terkait isu impor khususnya pangan yang belakangan ini menjadi perbincangan publik. Topik seputar penyetopan impor juga sempat diungkapkan oleh pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga dalam rangkaian debat terbuka.

Ia menyatakan, tidak mungkin jika Indonesia hanya bisa mengekspor barang tanpa membuka pintu impor untuk produk dari negara lain. Pelarangan impor, pun secara langsung akan membuat negara mitra dagang melakukan hal yang sama.

“Dalam perdagangan kita harus memberi dan menerima. Kalau hanya ingin orang yang menerima saja itu karakter yang egois. Jadi kita harus baik-baik,” ujarnya.

Meski demikian, Enggartiasto mengatakan, hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah melakukan sejumlah hambatan, baik tarif maupun nontarif terhadap produk asing yang akan masuk ke Indonesia. Namun, dengan catatan, kebijakan itu harus dibarengi dengan kemampuan dan kapasitas industri dalam negeri untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. 

“Itu yang harus dilakukan. Impor tidak boleh disikapi dengan melarang. Melarang secara resmi akan berdampak negatif,” katanya.

Mengutip data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2019 mencatatkan surplus sebesar 540 juta dolar AS. Namun, kumulatif kuartal pertama (Januari-Maret) 2019 masih defisit 190 juta dolar AS.

Sepanjang kuartal pertama 2019, impor migas mencapai 40.70 miliar dolar AS. Nilai impor itu terdiri dari impor migas sebesar 4,78 miliar dolar AS dan impor nonmigas mencapai 35,92 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement