Ahad 05 May 2024 22:56 WIB

ADB: Konsumsi Domestik dan Manajemen Makroekonomi Dukung Ekonomi RI

ADB menilai konsumsi dalam negeri dan pihak swasta ditopang naiknya investasi

Konsumsi domestik, belanja infrastruktur, investasi hingga manajemen makroekonomi yang solid mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 5 persen pada 2024 dan 2025.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Konsumsi domestik, belanja infrastruktur, investasi hingga manajemen makroekonomi yang solid mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 5 persen pada 2024 dan 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan konsumsi domestik, belanja infrastruktur, investasi hingga manajemen makroekonomi yang solid mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 5 persen pada 2024 dan 2025.

"Secara umum fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dipadukan dengan manajemen makroekonomi yang solid," kata Jiro kepada ANTARA dan CNBC saat ditemui di sela-sela rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan ADB Ke-57 di Tbilisi, Georgia, Ahad (5/5/2024).

Jiro menuturkan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi 5,05 persen pada 2023 dan inflasi terjaga dalam sasaran.

ADB memperkirakan inflasi Indonesia akan bergerak semakin turun dari rata-rata 3,7 persen pada 2023 menjadi 2,8 pada 2024 dan 2025.

Meskipun terdapat risiko dari eksternal seperti ketegangan geopolitik, dan tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) yang bertahan tinggi untuk waktu yang lebih lama yang dapat memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, namun menurut Jiro, Indonesia memiliki kekuatan dalam negeri, yang ditopang oleh konsumsi domestik dan manajemen makroekonomi yang kuat.

"Konsumsi dalam negeri sangat kuat, konsumsi swasta sangat kuat, dan ada juga peningkatan investasi," ujarnya.

Pemerintah juga melanjutkan belanja infrastruktur terutama dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis dan prioritas yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, kebijakan moneter akan terus menargetkan stabilitas harga, dengan fokus pada pengelolaan aliran modal dan nilai tukar.

Kebijakan fiskal akan merangsang pertumbuhan pada 2024. Pemerintah meningkatkan target defisit anggaran tahun 2024 menjadi 2,3 persen produk domestik bruto (PDB) dari 1,7 persen PDB pada 2023. Gaji pegawai negeri naik. Anggaran perlindungan sosial diperkirakan meningkat sekitar 12 persen.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama dan kedua pada 2024 lebih tinggi dari triwulan IV-2023, didukung permintaan domestik yang tetap kuat.

"Pertumbuhan ekonomi di Kuartal I dan II tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari Kuartal IV tahun 2023 didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah," kata Perry di Jakarta, Rabu (24/4).

Investasi bangunan lebih tinggi dari prakiraan, ditopang oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif Pemerintah.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah tetap baik, didukung oleh permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diproyeksikan berada dalam kisaran 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah, termasuk melalui stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI, guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan domestik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement