Rabu 13 Mar 2019 20:44 WIB

Indonesia Ferry Property Siapkan Investasi Rp 900 Miliar

Indonesia Ferry Properti akan menggarap tiga proyek properti perhubungan laut

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Pengembangan Merak dan Labuan Bajo. Presdir PT Indonesia Ferry Property (IFPRO) M Riza Perdana Kusuma menyampaikan paparan saat kunjungan ke Republika, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengembangan Merak dan Labuan Bajo. Presdir PT Indonesia Ferry Property (IFPRO) M Riza Perdana Kusuma menyampaikan paparan saat kunjungan ke Republika, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Ferry Property menyiapkan Rp 900 miliar pada 2019 untuk mengerjakan tiga proyek properti perdana perhubungan laut. Dua proyek telah rampung yakni properti pelabuhan eksekutif Merak dan Bakauheni. Sementara satu proyek di Labuan Bajo akan rampung akhir tahun ini.

Presiden Direktur Indonesia Ferry Property, M Riza Perdana Kusuma mengatakan tiga properti ini memiliki konsep modern yang menghubungkan bisnis dan perhubungan. Riza memberi nilai tambah pada pelabuhan dan properti pinggir pantai yang selama ini hanya untuk transportasi.

Baca Juga

"Sektor perhubungan laut ini sangat besar potensinya dan belum tergarap maksimal," kata dia saat berkunjung ke kantor Republika, Selasa (13/3).

Sumber pendanaan berasal dari perbankan sebesar 70 persen dan 30 persen modal induk. Indonesia Ferry Property merupakan joint venture dua perusahaan BUMN yakni PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) and PT Pembangunan Perumahan (Persero) dengan proporsi modal 51 persen dan 49 persen.

Pada dasarnya, Riza ingin memindahkan konsep bandara ke pelabuhan. Mulai dari prospek bisnis hingga tingkat kenyamanan bagi penumpang. Pelabuhan Merak dan Bakauheni memiliki konsep dan tampilan baru khusus untuk terminal eksekutif.

Properti pelabuhan dibangun dengan desain modern dan lebih terintegrasi. Sistem tiket dibuat digital dan waktu keberangkatan lebih terjadwal per dua jam. Riza mengklaim durasi perjalanan menjadi lebih singkat dari sebelumnya tiga jam menjadi satu jam.

Gedung pelabuhan memiliki pusat bisnis seperti mall dengan tujuan menghidupkan sarana prasarana. Riza berharap pelabuhan bukan hanya untuk tujuan transportasi tapi juga rekreasi.

Sementara di pelabuhan reguler ferry mana pun bisa bersandar, di pelabuhan eksekutif hanya empat ferry resmi yang boleh beroperasi. Keberangkatannya terjadwal dengan sejumlah fasilitas yang telah diperbarui.

Di seberangnya, pelabuhan eksekutif Bakauheni juga memiliki konsep yang sama dengan gedung lebih luas. Pelabuhan tersebut terhubung dengan tol Palembang sehingga arus perjalanan lebih terintegrasi.

Asisten Manager Pengembangan Bisnis Indonesia Ferry Property, Fira Karinsha mengatakan pada dasarnya proyek-proyek ini untuk mendukung target infrastruktur yang dicanangkan pemerintah. Salah satu tugasnya mengintegrasikan segala sektor perhubungan.

"Kita memang harus menciptakan market baru, namun kami yakin ini bisa terus bertumbuh," katanya. Riza menargetkan peningkatan //traffic// sebesar tiga persen tahun ini. Strategi utamaya adalah menggencarkan pemasaran dan menghidupkan properti dengan beragam kegiatan.

Satu proyek lainnya memiliki konsep berbeda dan akan menjadi properti Marina pertama di Indonesia. Labuan Bajo adalah salah satu dari empat prioritas pengembangan wisata pemerintah dalam beberapa tahun kedepan.

Di tanah dua hektar, Indonesia Ferry Property akan membangun pusat aktivitas Marina. Tidak hanya dermaga tempat bersandarnya yact-yact mewah melainkan jadi pusat bisnis, resort dan rekreasi.

Marina Labuan Bajo ini akan menawarkan aktivitas laut mau pun darat. Hotel dengan 150 kamar bintang empat akan dibangun bersandingan dengan area komersial juga rekreasi. Pelabuhannya menawarkan layanan lengkap, mulai dari parkir yact hingga perawatan.

"Selain itu, kami ingin tempat ini jadi pusat kegiatan masyarakat, yang ingin melestarikan adat, budaya," kata Riza.

Hotel di Marina tersebut juga akan mencantumkan sejarah Labuan Bajo dengan detail dan dikelola oleh Hotel Indonesia Grup. Riza meyakinkan wilayah yang menjadi garapan itu sebelumnya adalah lahan kering yang tidak termanfaatkan.

Mereka juga memiliki misi untuk memberi edukasi pada masyarkat untuk menjaga lingkungan. Agar properti dapat dikelola dengan baik. Riza meyakini properti ini bisa berkembang pesat karena potensi besar yang dimiliki.

Labuan Bajo kini terkenal dengan Pink beach, pulau kanawa, pulau bidadari, air terjun cunca wulang, wisata bawah laut dan desa adat. Riza mengatakan lahan di sana kini sudah penuh dengan proyek-proyek resort.

"Properti Marina Hotel ini pada Mei akan mulai kita buka sebagian, soft launching setelah Agustus dan harapannya 100 persen sudah rampung di akhir tahun," kata Riza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement