Ahad 10 Mar 2019 20:32 WIB

Kemenhub Tunggu Hasil Investigasi Resmi Ethiopian Airlines

Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines jatuh enam menit setelah lepas landas.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Israr Itah
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).
Foto: Facebook Ethiopian Airlines via AP
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines jatuh enam menit setelah lepas landas pada Ahad (10/3) pagi waktu setempat. Mengenai kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini menunggu hasil inestigasi resmi dari Ethiopian Airlines mengenai penyebab kecelakaan tersebut. 

Sebab, pesawat tersebut memiliki jenis yang sama seperti pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh pada 28 Oktober 2018. Pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut berjenis Boeing 737 Max 8. 

Baca Juga

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Avirianto mengatakan saat ini sudah berkoordinasi juga dengan Komite Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Selain itu juga berkoordinasi dengan Maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air yang saat ini masih mengoperasikan pesawat dengan jenis Boeing 737 Max 8. 

Meskipun begitu, Avirianto menegaskan saat ini tidak mau terburu-buru untuk menentukan sikap setelah Ethiopian Airlines mengalami kecelakaan dengan tipe pesawat yang sama. "Kami tidak terburu-buru tanpa satu tujuan. Jadi kami menunggu dari Etiopia kenapa pesawatnya (jatuh)," kata Avirianto kepada Republika.co.id, Ahad (10/3). 

Avirianto menjelaskan penyebab kecelakaan pesawat tersebut dapat bermacam-macam. Hanya, jika penyebabnya sama seperti kecelakaan Lion Air JT 610, Kemenhub dapat memberhentikan pengoperasian Boeing 737 Max 8 sementara dan melakukan inspeksi kembali. 

Kingga saat ini dia memastikan Kemenhub belum mendapatkan informasi resmi penyebab kecelakaan tersebut. "Kami juga belum mendapatkan kabar dari mereka, tapi kami wasapada dengan kejadian yang lalu," tutur Avirianto. 

Sampai kini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 ini. Pesawat jet penumpang Boeing 737 milik Ethiopian Airlines menuju Nairobi, ibu kota Kenya. Pesawat dengan penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara ibu kota Etiopia, Addis Ababa.

"Tim teknisi Boeing akan menyiapkan bantuan teknis atas permintaan dan arahan Dewan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat," kata Boeing dalam pernyataan mereka.

Boeing 737 Max 8 memiliki spesifikasi panjang 39,52 meter dan lebar 35,9 meter. Pesawat yang menggunakan mesin dari CFM International pabrik gabungan GE Avition dan Safran Aircraft ini dapat menempuh berjalanan 6,570 kilometer.

Tipe pesawat ini sama dengan Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu. Pesawat Boeing 737 Max 8 itu hancur berkeping-keping di lautan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement