Senin 18 Feb 2019 13:34 WIB

Teknologi Harus Diupayakan Sebagai Basis Industri 4.0

Negara maju di dunia selalu mendahului dengan pengembangan teknologi terlebih dahulu.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Gita Amanda
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menyoroti perihal pegaruh besarnya dana riset untuk mendorong kemandirian negara. Dia menyebut apabila Indonesia ingin mengembangkan industri 4.0, maka basis teknologi harus diupayakan.

“Kalau indonesia memang ingin mengembangkan industri 4.0. kan basisnya adalah teknologi. Nah selama ini kita teknologi itu selalu mempunyai ketergantungan. Jadi kita tidak bisa mengupayakan sendiri,” kata Enny kepada Republika.co.id, Ahad (17/2).

Baca Juga

Dia mengatakan, negara-negara maju yang ada di dunia, selama ini tak pernah bergantung dengan teknologi dari negara-negara lain. Negara-negara maju di dunia, selalu mendahului dengan pengembangan teknologi terlebih dahulu.

Dia mencontohkan, negara Jepang mengupayakan teknologi itu dengan cara menerjemahkan semua buku-buku dari negara-negara barat. Sementara Cina, juga melakukan hal yang sama namun dilanjutkan dengan pengembangan teknologi.

“Artinya teknologi itu nggak mungkin diberikan. Jadi teknologi itu memang harus diupayakan, kalau kita pengen memang mengejar ketertinggalan teknologi. Kalau nggak ya harus dipaksa,” kata dia.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada pemerintah untuk mendukung adanya pengupayaan teknologi dengan memberikan regulasi yang “memaksa”. Salah satunya, adalah dengan pengupayaan peningkatan pendanaan untuk riset dan juga pengembangan.

Dia mencontohkan, “pemaksaan” yang terkandung dalam regulasi itu bisa dalam bentuk tak bolehnya investor untuk berjualan di Indonesia bila tidak ada transfer teknologi. “Jadi, regulasi yang harus 'memaksa' itu,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement