Kamis 31 Jan 2019 12:41 WIB

Petani Jagung Sumatra Utara Tolak Kebijakan Impor Jagung

Sejumlah daerah di Sumatra Utara sedang memasuki panen raya jagung

Red: EH Ismail
Panen raya jagung di Sumatra Utara
Panen raya jagung di Sumatra Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah petani jagung di Sumatra Utara mengungkapkan kekecewaan dan menolak kebijakan impor jagung dan penyataan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution.  Mereka meminta, Menko Darmin Pulang Kampung.

Pernyataan Menko Darmin yang menyangsikan panen jagung justru saat Sumatra Utara, tengah melaksanakan panen raya jagung. Saat ini sejumlah daerah di Sumatra Utara sedang memasuki panen raya jagung antara lain di Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Serdang Bedagai dan Deli Serdang.

Petani di Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, Resna Pelawi meminta jagung luar alias impor tidak boleh masuk karena masih ada panen sekitar 20 ribu hektare. Jika jagung luar dimasukkan, maka akan mengecewakan petani karena harga akan jatuh.

"Kami petani jagung menyayangkan Pak Darmin tidak mengetahui kondisi pertanian di kampung halamannya sendiri," kata Resna di Kabupaten Karo, Kamis (31/1).

Ungkapan senada juga disampaikan petani dari kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, Amin Sinuraya. Selaku tokoh masyarakat, Amin akan mengundang Darmin segera ke Karo guna melihat sendiri panen jagung yang dilakukan kerabatnya.

"Pak Darmin, kami di Sumatra Utara lagi panen jagung. Kami undang Bapak turun, pulang kampung lihat jagung," ucapnya.

Ketika mengetahui pernyataan Menko Darmin yang menyangsikan adanya panen jagung, petani dari Kelompok Tani Kuda Selam, Kabupaten Dairi, Nika SIlalahi juga meminta Darmin turun ke Dairi guna menengok langsung suasana panen tanaman jagung.

“Jalan-jalan lah ke Dairi nengok jagung disini. Kami sudah lima tahun bertani bersama petani lain luas 25 hektar harga Rp 4.700 per kilogram," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Sarjana Purba pun mengungkapkan kekecewaan terhadap pernyataan Menko Darmin bahwa tidak ada panen jagung. Padahal, sambung Sarjana, saat ini di Kabupaten Karo, Sumatra Utara sedang berlangsung panen raya.

"Pak Menteri Darmin kita datanglah ke Karo. Supaya kita lihat hamparan jagung yang begitu luas di Karo ini. Ada sekitar 27.000 hektar lagi belum panen pak," sebutnya.

Kabupaten Karo merupakan penghasil jagung nomor satu di Sumatra Utara. Sebanyak 40 persen jagung Sumatra Utara berasal dari Karo.

"Dengan segala kerendahan hati jangan impor jagung. Jagung di Karo jagung terbaik. Jauh lebih bagus dari jagung impor. Jagung impor itu minyaknya sudah disedot jadi lebih murah," tegas Sarjana.

Dengan demikian, pernyataan-pernyataan petani di atas menunjukkan sebagai pejabat tinggi negara, Menko Darmin justru tidak menguasai kondisi lapangan, yang justru terjadi di kampung halamannya.

"Sangat disayangkan pembisik-pembisik di seputaran Menko Darmin memberikan data-data yang menyesatkan tanpa dilakukan verifikasi," pungkas Sarjana.

Perlu diketahui, Sumatra Utara tercatat sebagai tujuh provinsi penghasil jagung utama di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement