Rabu 30 Jan 2019 20:00 WIB

BRI Targetkan Kredit UMKM 80 Persen pada 2022

Bank BRI berhasil menyalurkan KUR dengan total Rp 80,2 triliun kepada 3,9 juta UMKM.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama PT Bank BRI Suprajarto (kiri)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Direktur Utama PT Bank BRI Suprajarto (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menargetkan portofolio penyaluran kredit UMKM mencapai 80 persen dari total kredit pada tahun 2022. Secara keseluruhan, penyaluran kredit BRI tumbuh 14,1 persen di tahun 2018. 

"Dari Rp 739,3 triliun di akhir 2017 menjadi Rp 843,6 triliun di Desember 2018," kata Direktur Utama BRI, Suprajarto pada paparan kinerja BRI pada 2018, di Jakarta, Rabu (30/1).

Penyaluran kredit ditopang sektor mikro sebesar Rp 274,3 triliun, tumbuh 14,5 persen secara tahun ke tahun (yoy). Sementara kredit konsumer pada 2018 yakni Rp 130,8 triliun, tumbuh 14,1 persen secara.

Non Performing Loan atau rasio kredit macet kotor tercatat sebesar 2,27 persen di bawah rata-rata industri yakni 2,67 persen per November 2018. NPL Coverage dari semula 183 persen di akhir 2017 naik menjadi 185,9 persen di akhir 2018. 

Baca juga, BRI Catat Laba Bersih Rp 32,4 Triliun

Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo menyampaikan tahun 2019, NPL akan dijaga pada kisaran 2,0-2,2 persen. Menurutnya, ada beberapa pencapaian yang akan menurunkan rasio kredit macet tersebut.

Di sepanjang tahun 2018, Bank BRI berhasil menyalurkan KUR dengan total Rp 80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Ini menjadikan BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia dengan portofolio 64,9 persen dari total target penyaluran KUR nasional 2018 sebesar Rp 123,56 triliun. 

"Ini membuktikan peran BRI yang tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian semata, namun juga terhadap aspek sosial masyarakat," kata Suprajarto.

Sejak 2015-2018 total penyaluran KUR yakni Rp 235,4 triliun pada 12,6 juta UMKM. BRI menargetkan penyaluran pada 2016 akan 60 persen di sektor produktif. Suprajarto mengatakan KUR telah terbukti meningkatkan ekonomi kerakyatan.

"Kapasitas ekonomi debitur KUR naik, yang mikro ada 2,15 juta debitur yang berhasil naik kelas dari pembiayaan sebesar Rp 52,7 triliun," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement