REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia tidak mungkin menghentikan masuknya produk impor ke pasar dalam negeri. Jika dilakukan dikhawatirkan akan berdampak pada ekspor produk lokal ke luar negeri.
"Kami tidak mungkin untuk mengatakan kami stop impor, tidak bisa. Kalau kita melakukan itu maka produk Indonesia pun akan dihentikan untuk ekspor," kata Enggartiasto saat mengunjungi pabrik jajanan bayi 'Omo! Healthy Snack' di Jalan Magelang, Yogyakarta, Kamis (27/12).
Menurut Enggar, upaya yang paling logis untuk dilakukan saat ini adalah dengan terus mendorong produk industri dalam negeri agar mampu bersaing dan mendominasi pasar-pasar ritel lokal. "Yang justru harus kita lakukan adalah mendorong industri dalam negeri. Kita mau menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita mau kita unggul paling tidak di negeri sendiri," kata dia.
Menurut Enggartiasto, jajanan bayi merek 'Omo! Healthy Snack' merupakan salah satu produk dalam negeri yang memiliki kualitas untuk bersaing dengan produk sejenis dari luar negeri.
Produk yang berhasil menjadi juara pertama dalam ajang pencarian kreator lokal berbakat yang diinisiasi oleh Tokopedia, MakerFest 2018 itu, menurut Enggar, berhasil mengusung ide kreatif dengan menyasar segmen makanan sehat bayi dengan menghindari penggunaan MSG, gula, dan garam. "Dari sisi produksinya, harganya mampu bersaing. Tinggal mendorong agar produksinya lebih masif lagi," kata dia.
Untuk memperkuat ekspansi produk lokal seperti Omo! di pasar dalam negeri, menurut dia, Kemendag akan bekerja sama dengan pelaku ritel modern yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk memprioritaskan produk lokal masuk pasar ritel.
Meski demikian, agar mudah masuk di pasar ritel seluruh produk UKM dalam negeri harus terlebih dahulu dipastikan memiliki kemampuan produksi dengan jumlah yang cukup, memiliki kemasan yang bagus, serta harga terjangkau.
"Pasar ritel modern Aprindo saya akan panggil tetapi dari sisi perizinan mereka harus diberesin dulu," kata dia.