REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, ingin terus mengembangkan ekonomi umat. Di antaranya melalui pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM) di pondok pesantren.
Program yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut dinilai bisa memudahkan akses pendanaan kepada masyarakat mikro. "Karena problemnya di lapangan itu, akses permodalan sangat sulit. Kenapa? Karena bank-bank biasanya minta agunan, jaminan, dan administrasi sehingga yang kecil-kecil ini sulit akses ke bank," ujar Presiden Jokowi dalam acara peresmian BWM di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (18/12).
Ia menyebutkan, meski program baru berjalan setahun namun sudah ada 41 BWM terbentuk di berbagai pesantren di Indonesia. Ke depannya, program tersebut juga akan dievaluasi.
"Kita akan koreksi, sudah betul apa belum pelaksanaannya, nasabahnya terseleksi dengan baik apa nggak. Lalu angsurannya baik apa nggak, banyak yang nunggak apa nggak, kita akan lihat itu setiap tahunnya," ujar Jokowi.
Menurutnya evaluasi pelaksanaan BWM penting karena, rencananya program akan diperbesar dan didirikan di seluruh pesantren di Indonesia. "Jadi saya mau pastikan BWM betul-betul berguna. Ini mau kita gedekan, kalau yang 41 aja saya nggak yakin, bagaimana?" Katanya.
BWM, kata dia, harus dijalankan secara serius. Pasalnya dana yang tersedia di satu BWM untuk disalurkan sebanyak Rp 8 miliar.
"Besar sekali itu. Jadi saya kira jelas fungsi BWM ingin ekonomi umat berjalan, utamanya di komunitas sekitar pondok pesantren harus jalan," ujar Jokowi.