Selasa 29 Jul 2025 15:51 WIB

Rosan: Investor China Bangun Pabrik Hilirisasi Kelapa di Indonesia

Komitmen investasi terus mengalir ke Indonesia, kini merambah sektor perkebunan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Warga memeras parutan kelapa saat proses pembuatan minyak kelapa di Desa Talunombo, Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (9/4/2022). Warga setempat menyiasati mahalnya minyak goreng dengan membuat minyak berbahan daging buah kelapa karena selain bahan bakunya mudah didapat dan mudah membuatnya, juga lebih sehat serta lebih lezat untuk memasak.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Warga memeras parutan kelapa saat proses pembuatan minyak kelapa di Desa Talunombo, Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (9/4/2022). Warga setempat menyiasati mahalnya minyak goreng dengan membuat minyak berbahan daging buah kelapa karena selain bahan bakunya mudah didapat dan mudah membuatnya, juga lebih sehat serta lebih lezat untuk memasak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan investasi di Indonesia tetap menjadi daya tarik bagi sejumlah negara, tidak terkecuali China. Rosan menyampaikan komitmen investor China untuk berinvestasi dalam berbagai sektor di Indonesia. 

"Saya melihat mereka appetite-nya tetap tinggi masuk ke Indonesianya, dan tidak hanya di pengelolaan mineral," ujar Rosan usai konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal II 2025 di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).

 

Rosan menyampaikan komitmen tersebut ditunjukkan investor China yang membangun pabrik hilirisasi pengelolaan kelapa di Indonesia. Rosan mengatakan investor tersebut telah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking fasilitas hilirisasi pengelolaan kelapa di Indonesia. 

 

"Yang tadinya kelapa kita ini diekspor ke China, tanpa diolah, sekarang akan diolah di sini. Mereka adalah perusahaan nomor satu pengelolaan kelapa terbesar di dunia," sambung Bos Danantara tersebut. 

 

Rosan enggan membeberkan lokasi pabrik tersebut. Rosan menyampaikan nilai investasi satu pabrik mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun (kurs Rp 16.300).

 

"Mereka investasinya itu akan di beberapa kota, tapi di satu kota pertama saja 100 juta dolar AS," ucap Rosan. 

 

Rosan menyambut positif investasi tersebut. Rosan mengaku terkejut dengan nilai ekspor produk kelapa Indonesia yang selama ini begitu rendah.

 

"Nanti di sini diolah, sehingga dari praktik ini, sekarang masuk juga ke hilirisasi perkebunan dan tidak hanya di kelapa sawit, tapi di industri-industri lainnya, kita punya potensi yang sangat tinggi," kata Rosan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement