REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, komoditas emas perhiasan menjadi salah satu penyumbang utama inflasi pada November 2025. Angka inflasi komoditas tersebut mencapai 3,99 persen per November 2025.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers update inflasi Indonesia menyampaikan, angka inflasi pada November 2025 mencapai 0,17 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi 109,22 dari 109,04 pada Oktober. Adapun secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,72 persen.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya kembali menjadi penyumbang utama inflasi pada November 2025, dengan inflasi sebesar 1,21 persen dan andil inflasinya sebesar 0,09 persen. Dalam kelompok tersebut, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang terbesar.
“Emas perhiasan telah mencatat inflasi selama 27 bulan berturut-turut pada November 2025. Emas perhiasan mengalami inflasi sebesar 3,99 persen, dengan andil inflasi 0,08 persen,” kata Pudji, Senin (1/12/2025).
Berdasarkan data yang dihimpun BPS mengenai perkembangan inflasi emas perhiasan pada 2023—2025, tren peningkatan terus terjadi, baik secara bulanan maupun tahunan. Angka inflasi emas perhiasan pada November 2025 lebih tinggi dibandingkan periode November 2024 sebesar 2,87 persen dan November 2023 sebesar 2,55 persen.
Begitu juga dengan data perkembangan andil inflasi emas perhiasan pada periode 2023—2025. Tercatat, andil emas perhiasan pada November 2025 yang sebesar 0,08 persen terus meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,04 persen dan November 2023 sebesar 0,03 persen.