Ahad 16 Dec 2018 05:00 WIB

Pupuk Indonesia Siap Salurkan 8,8 Juta Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia melewati proses audit untuk memastikan distribusi tak salahi aturan.

Para buruh melakukan bongkar muat pupuk bersubsidi di gudang Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (28/3).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Para buruh melakukan bongkar muat pupuk bersubsidi di gudang Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT. Pupuk Indonesia siap menyalurkan 8,87 juta ton pupuk bersubsidi pada 2019. Hal ini diamanahkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian guna mengamankan pasokan dalam negeri.

"Sebagaimana diatur dalam Permentan No. 47 tahun 2018, kami siap menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai jumlah yang sudah ditentukan oleh Pemerintah di tahun 2019, yaitu sekitar 8,87 juta ton," kata Kepala Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana, Sabtu (15/12).

Wijaya mengungkapkan  bahwa sebagai penyalur pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga setiap tahun telah melalui proses audit yang berlapis, untuk menjamin proses produksi dan penyaluran tidak menyalahi aturan dan agar program subsidi tepat sasaran serta efektif dan efisien dari segi biya.

"Setiap tahun kami diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang independen, juga oleh BPK. Selain itu pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi juga harus dikaji oleh BPKP dan Litbang KPK," kata Wijaya.

Terkait efisiensi biaya ini, Pupuk Indonesia bahkan turut berkontribusi terhadap penghematan subsidi pupuk di tahun 2017 dimana realisasi pembayaran subsidi pupuk di tahun 2016 adalah sebesar Rp 28,6 triliun, namun turun menjadi Rp 24,9 triliun di tahun 2017. Padahal jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan meningkat dari 9,18 juta ton menjadi 9,3 juta ton.

"Berkat program efisiensi kami, dan ditunjang oleh penurunan harga gas, tahun lalu kami bisa menghemat subsidi hingga Rp 1,8 triliun," kata Wijaya.

Berdasarkan Permentan No. 47 tahun 2018, alokasi pupuk bersubsidi yang harus disalurkan selama setahun untuk tahun anggaran 2019, total berjumlah sebesar 8.874.000 ton bagi 34 provinsi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement