Kamis 06 Dec 2018 21:44 WIB

Kementan Raih Tiga Penghargaan di Ajang TOP IT & TELCO 2018

Kementan telah menciptakan program terobosan dengan memanfaatkan TIK.

Red: EH Ismail
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN) Kementan I Ketut Kariyasa menerima penghargaan untuk Kementan
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN) Kementan I Ketut Kariyasa menerima penghargaan untuk Kementan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman kembali mencatat prestasi. Pada ajang TOP IT & TELCO 2018, Kementan mendapatkan tiga penghargaan sekaligus.

Penghargaan yang diraih Kementan selama dua tahun berturut turut ini, tidak hanya ditujukan kepada Kementan sebagai TOP IT Implementation on Ministry 2018, tapi juga kepada Mentan Amran yang menyabet penghargaan untuk kategori “Top Leader on IT Leadership 2018”. Tahun ini Kementan juga berhasil menambah satu lagi penghargaan sebagai TOP Digital Transformation Readiness 2018.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN) Kementan I Ketut Kariyasa yang mewakili Mentan menerima penghargaan mengatakan, Kementan di bawah kepemimpinan Amran telah menciptakan sejumlah program terobosan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Penghargaan ini dicapai karena adanya  komitmen yang kuat dari Pak Amran untuk mendukung secara penuh pengembangan dan implementasi TIK di Kementan,” kata I Ketut di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis (6/12).

Menurut I Ketut, penghargaan yang diraih Kementan merupakan hasil dari komitmen yang kuat untuk membangun satu data satu peta dengan menerbitkan regulasi, membangun infrastruktur TIK secara besar-besaran, peningkatan kapasitas SDM, perancangan program TIK sampai dengan implementasi dan evaluasinya. 

“Ini penting dilakukan pada era digital dan Kementan sudah menerapkannya,” ujarnya.

Beberapa terobosan telah dilakukan Kementan untuk meningkatkan TIK, seperti pembenahan dan peningkatan infrastruktur TIK dengan kecepatan dan kapasistas tiga kali lipat dan bahkan lebih. Selain itu, Kementan juga melakukan penguatan hardware, software dan juga brainware.  

“Dan kita patut bersyukur, sekarang di Kementan sistem manajemen man, money, dan material tidak lagi parsial, tapi sudah terintegrasi dalam satu pintu,” ujar I Ketut.

Menyongsong revolusi industri 4.0, Kementan melalui Pusdatin juga sedang merancang sistem informasi data dengan memanfaatkan teknologi Big Data. Diharapkan pada 2021 sistem ini sudah rampung.

Ketut menuturkan, teknologi ini memungkinkan data  yang bervariasi, bertumbuh cepat, berukuran sangat besar, dan tidak terstruktur, dapat diolah secara inovatif. Diharapkan hasil olahan data tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendalam dan membantu dalam hal pengambilan keputusan yang tepat dalam perencanaan dan pengembangunan pertanian ke depan.

Pemanfaatan TIK untuk Dukung Investasi dan Ekspor Pertanian

Inovasi TIK yang dikembangkan Kementan turut diterapkan dalam pelayanan terhadap publik dan stakeholder Kementan. Salah satunya melalui peluncuran Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau Padu Satu Kementan.

Padu Satu memberikan pelayanan perizinan online sesuai pelaksanaan pelayanan perizinan berusaha melalui Online Single Submission (OSS) secara nasional. Dengan pemanfaatan TIK dalam Padu Satu, pelaku usaha lebih mudah dalam mengajukan perizinan dan sekaligus fungsi pengawasan juga bisa lebih diintensifkan. Selain itu, pengembangan sistem OSS turut memberikan kepastian penyelesaian perizinan kepada pelaku usaha dalam satuan waktu yang lebih pasti.

“Pelaku usaha pun diberikan berbagai kemudahan dalam proses perizinan. Dengan hanya melakukan satu kali aplikasi, pelaku usaha bisa melakukan beragam proses yang melibatkan lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah,” terang Kariyasa.

Selain PADU SATU, inovasi IT juga turut diterapkan di karantina pertanian. Saat ini Badan Karantina Pertanian telah membangun Indonesia Quarantine Full Auotmation System (IQFAST) sebagai rumah besar sistem informasi karantina yang bisa digunakan di semua unit pelaksana teknis (UPT) karantina pertanian di seluruh Indonesia.

"IQFAST merupakan terobosan dalam melakukan digitalisasi pelayanan sehingga bisa menjamin akurasi, percepatan layanan, serta memberikan jaminan kesehatan serta keamanan produk pertanian kita,” kata I Ketut.

Digilitasi layanan karantina juga berhasil mengendalikan waktu tunggu atau dwelling time. Dari data yang dilansir Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, waktu tunggu di pelabuhan Tanjung Priok pada 2018 rata-rata 0.55 hari setelah sebelumnya di tahun 2017 rata-rata 3,63 hari.

Penilaian dan penentuan pemenang dilakukan secara objektif dan independen oleh dewan juri. Menurut Ketua Penyelenggara TOP IT dan TELCO  2018 yang juga Pemimpin Redaksi Majalah IT Works M. Lutfi Handayani, Kegiatan TOP IT & TELCO 2018 diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada instansi pemerintahan dan perusahaan swasta yang dinilai berhasil mengimplementasikan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam program mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement