Rabu 05 Dec 2018 23:00 WIB

Cina Yakin Dapat Mencapai Kesepakatan Perdagangan dengan AS

AS akan kembali menerapkan tarif impor bila negosiasi dengan Cina tak berjalan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di Great Hall of the People di Beijing, Cina, Kamis (9/11).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di Great Hall of the People di Beijing, Cina, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Cina optimistis dapat mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Amerika Serikat (AS). Kementerian Perdagangan Cina akan berusaha untuk bekerja cepat dalam mengimplementasikan isu-isu spesifik yang telah disepakati.

Adapun kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan negosiasi perdagangan dalam 90 hari, sesuai dengan jadwal dan peta jalan yang telah dibuat. Kementerian Perdagangan Cina optimistis kesepakatan perdagangan dengan AS dapat segera dicapai dan diimplementasikan.

"Kami yakin dapat mengimplementasikannya dan pembicaraan bilateral terbaru sangat sukses," ujar Kementerian Perdagangan Cina dalam pernyataan di situs websitenya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang berharap tim negosiasi Cina dan AS dapat bekerja dengan baik berdasarkan konsensus yang telah disepakati oleh masing-masing kepala negara. Geng optimistis kedua negara dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

"Kami berharap kedua belah pihak dapat bekerja dengan baik berdasarkan konsensus yag dicapai antara para pemimpin kedua negara, memperkuat konsultasi, dan segera mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan," ujar Geng dilansir Reuters, Rabu (5/12).

Sebelumnya, melalui akun twitternya, Presiden Trump menyatakan, gencatan senjata perang dagang bisa diperpanjang jika tidak ada kesepakatan. Di sisi lain, AS akan kembali menerapkan tarif impor apabila negosiasi perdagangan dengan Cina tidak berjalan mulus.

"Kami akan memiliki REAL DEAL dengan Cina, atau tidak ada kesepakatan sama sekali, dimana kami akan mengenakan tarif besar terhadap produk Cina yang dikirim ke Amerika Serikat. Namun saya percaya, kami akan membuat kesepakatan sekarang atau di masa depan," ujar Trump. 

Ancaman eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia telah berdampak pada pasar keuangan, dan ekonomi global. Adapun, pada awalnya investor menyambut gencatan senjata perang dagang tersebut dengan baik. Akan tetapi, mereka skeptis bahwa kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang substantif. 

Gedung Putih mengatakan, Cina telah berkomitmen untuk mulai membeli lebih banyak produk Ameria serta mengurangi hambatan tarif dan non tarif. Di sisi lain, Cina dan AS tengah membicarakan tentang perlindungan kekayaan intelektual dan transfer teknologi. 

Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa, Cina Unipec berencana untuk tetap melanjutkan pembelian minyak mentah AS pada Maret 2019, setelah ada kesepakatan dari kedua negara. Sementara, seorang pejabat Cina mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menunggu pimpinan negara kembali ke negaranya sebelum mempublikasikan rincian negosiasi perdagangan. Diketahui, Presiden Cina, Xi Jinping dan beberapa pejabat senior akan kembali ke Cina pada Kamis (6/12) esok setelah mengunjungi Panama dan Portugal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement