REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perbaikan di bidang investasi sehingga semakin kompetitif dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya yang perlu dilakukan yakni melalui evaluasi insentif perpajakan secara berkala sehingga insentif tersebut lebih menarik dibandingkan negara lain.
Jokowi menyampaikan, perbaikan di bidang investasi dan ekspor ini perlu dilakukan untuk mengatasi masalah defisit neraca perdagangan saat ini. "Agar makin kompetitif saya minta agar kebijakan-kebijakan terkait dengan investasi, insentif perpajakan perlu kita evaluasi berkala sehingga lebih menarik dibandingkan negara lain dan betul-betul bisa berjalan efektif di dalam pelaksanaannya," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Kebijakan Investasi dan Perpajakan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11).
Pemerintah juga harus memastikan insentif perpajakan diberikan tepat sasaran pada sektor-sektor yang memperkuat industri dan memperkuat ekonomi nasional. Sehingga diharapkan juga dapat mendorong perubahan ekonomi menjadi lebih baik, hilirisasi dari bahan mentah ke industri pengolahan, dan memperkuat industri yang berorientasi ekspor.
"Bisa memberikan nilai tambah, sehingga kita bisa merevitalisasi industri dan dapat mengurangi impor bahan baku serta menumbuhkan industri yang memanfaatkan sumber daya ekonomi lokal yang kita miliki," jelasnya.
Tak hanya itu, Presiden juga menginstruksikan agar kebijakan investasi ini dirancang dengan target kepentingan nasional. Bukan hanya pada penciptaan lapangan kerja baru, namun juga untuk menurunkan angka pengangguran dan memperkuat pelaku ekonomi domestik melalui transfer alih teknologi.
"Serta mendorong kemitraan usaha besar dengan usaha menengah, usaha kecil, dan usaha mikro," tambahnya.