REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai plat merah, Merpati, yang sempat mengalami penghentian operasi karena beban utang dan operasional berencana untuk kembali mengudara pada 2019. Presiden Direktur Merpati Nusantara Airline, Asep Ekanugraha, menjelaskan Merpati optimistis bisa kembali terbang di tahun depan karena sudah mengantongi komitmen kucuran dana dari investor sebesar Rp 6,4 triliun.
Asep menjelaskan kucuran dana yang didapat oleh Merpati ini merupakan salah satu sumber pendanaan agar merpati bisa melakukan restrukturisasi utang atau penataan ulang tata kelola keuangan ke depan. Kucuran dana Merpati didapat dari Intra Asia Corpora. Intra Asia merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa dengan kode emiten CPDX.
"Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk kembalinya Merpati beroperasional kembali. Kami sudah melakukan tandatangan," ujar Asep, Ahad (11/11).
Asep menjelaskan dana yang rencananya akan turun bertahap. Dana direncanakan keluar pascaputusan hukum yang saat ini tinggal menunggu putusan atas kondisi keuangan Merpati.
Dana ini kata Asep juga bukan berupa fresh money seutuhnya. Namun melalui jaminan dana ini maka Merpati setidaknya bisa kembali memiliki pesawat dan mulai mengurus izin rute terbang dan investasi operasional lainnya.
"Memang saat ini kami masih fokus menunggu putusan pengadilan terkait kasus utang kami yang akan diputuskan pada Rabu 14 November nanti. Jika putusan pengadilan memutuskan untuk holmogiasi maka kami tinggal menjalankan langkah strategis operasional," ujar Asep.
Mengenai porsi saham dan return yang diminta oleh investor, Asep belum bisa menjelaskan secara detail karena hal tersebut berkaitan dengan perjanjian kedua perusahaan. Hanya saja, kata Asep pihak investor memang mengucurkan dana dengan soft lender, yang artinya pihak investor akan mendapatkan return dari Merpati setelah maskapai ini mapan mengudara.
"Dana turun bertahap. Dua tahun jangka waktunya. Rp 6,4 triliunnya. Ini mereka minta segera untuk selesai ini. Pesawatnya juga datang bertahap," ujar Asep.